1. Permulaan Iman Adalah Ucapan Laa Ilaaha Illallah
1- Dari Abu Jamrah, dia berkata, "Saya pernah menjadi penerjemah Abdullah bin Abbas di antara orang banyak, tiba-tiba ia didatangi oleh seorang wanita seraya bertanya tentang Nabiidzi Al Jarri (minuman keras). Ibnu Abbas menjawab, "Bahwasanya para utusan Abdul Qais mendatangi Rasulullah SAW, kemudian beliau bertanya, "Siapa para utusan ini? atau dari suku apa? " Mereka menjawab, "Kami dari suku Rabi'ah," beliau berkata, "Selamat datang para utusan, jangan merasa hina atau menyesal." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah bahwasanya kami datang dari daerah yang sangat jauh, dan antara tempat kami dan tempat engkau terdapat perkampungan kafir dari suku Mudhar. Kami tidak bisa mendatangi engkau kecuali pada bulan Haram, oleh karena itu tunjukilah kepada kami suatu perkara jelas yang akan kami sampaikan pada kaum yang berada di tempat kami, serta dengannya kami masuk surga." Ibnu Abbas berkata, "Lalu Beliau memerintahkan mereka 4 (empat) perkara dan melarang mereka dari 4 (empat) perkara, beliau memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah SWT semata. Beliau bertanya, "Tahukah kalian, apa hakikat iman kepada Allah SWT?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya Iebih mengetahui?" Beliau menjawab, "(Yaitu) Persaksian bahwasanya Tiada Tuhan Selain Allah SWT, dan (persaksian pula) bahwasanya Muhammad adalah Utusan Allah SWT, serta mendirikan Shalat, menunaikan Zakat, Puasa di bulan Ramadhan dan engkau menyerahkan 1/5 (seperlima) dari harta rampasan perang. Beliau melarang mereka dari membuat Duba' (membuat minuman keras di dalam labu) dalam guci, dan dalam bejana yang dicat." Syu'bah berkata, "Kadangkala Beliau mengatakan, 'Di dalam wadah yang diukir.' Kemudian beliau bersabda, 'Jagalah perkara ini dan sampaikan kepada orang yang ada di tempat kalian.'" Ibnu Mu'adz menambahkan dalam haditsnya dari bapaknya, dia berkata, "Rasulullah SAW berkata kepada Asyaj (Asyaj Abdul Qais), 'Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua perkara yang disukai Allah SWT, Lemah lembut dan sabar"' {Muslim 1/35-36}
2- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Pada hari Rasulullah SAW berada di tengah-tengah para 'sahabat-Nya, tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya bertanya, 'Wahai Rasulullah apakah Iman itu?' Beliau menjawab,'(Yaitu) engkau beriman kepada Allah SWT, para Malaikat-Nya, Kitab-Nya, hari pertemuan dengan-Nya, para Rasul-Nya dan beriman kepada kebangkitan terakhir.' Laki-laki tersebut bertanya kembali, 'Wahai Rasulullah! Apakah Islam itu?' Beliau menjawab, 'Islam yaitu engkau beribadah kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, melaksanakan Shalat yang diwajibkan-Nya, menunaikan Zakat yang diwajibkan dan berpuasa di bulan Ramadhan.' Lalu laki-laki itu kembali bertanya, 'Wahai Rasulullah apakah Ihsan Itu?' Beliau menjawab, ' (Yaitu) engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguh-Nya Dia melihatmu.' Lalu ia bertanya kembali, 'Wahai Rasulullah kapankah Hari Kiamat tiba?' Beliau menjawab, 'Orang yang ditanya tentang itu tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya, akan tetapi akan aku jelaskan kepadamu tanda-tandanya (kedatangannya), yaitu jika budak perempuan melahirkan tuannya (itulah di antara tanda-tanda kiamat, dan apabila orang-orang telanjang dan tidak beralas kaki menjadi pemimpin manusia itulah di antara tanda-tanda kiamat, dan jika pengembala (Ri'aa al Buhmi)' hidup dalam gedung yang megah, itulah di antara tanda-tanda kiamat. Juga terdapat 5 (lima) tanda-tanda yang tidak diketahui kecuali Allah SWT.' Kemudian Beliau membaca ayat (Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat) sampai firman-Nya (Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal). Kemudian laki-laki itu pergi meninggalkan beliau. Lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Datangkanlah laki-laki itu padaku' maka para sahabat berusaha mencari untuk membawanya kembali pada Rasulullah, akan tetapi mereka tidak melihat apapun. Kemudian Beliau bersabda, 'Dia adalah Jibril telah datang untuk mengajarkan agama kepada manusia. " {Muslim 1/30}
3- Dari Sa'id bin Al Musayyab, dari bapaknya, ia berkata, "Tatkala menjelang kematian Abu Thalib, Rasulullah SAW mendatanginya dan mendapati Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah berada di sisinya. Lalu Beliau berkata, ' Wahai Paman ucapkanlah Laa Ilaaha Illa Allahu, kalimat yang akan aku persaksikan untukmu di hadapan Allah SWT.' Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata, 'Wahai Abu Thalib apakah kamu membenci agama Abdul Muthallib?' Tak henti-hentinya Beliau SAW berusaha membimbingnya sambil mengulang-ulangi kalimat tersebut, sehingga Abu Thalib berkata untuk terakhir kalinya kepada mereka, bahwa dia menganut agama Abdul Muthallib dan menolak untuk mengucapkan Laa Ilaaha Illahu. Lalu Rasulullah SAW berkata, "Demi Allah aku akan memohon ampun untukmu selama aku tidak dilarang. " Kemudian Allah SWT menurunkan ayat, "Tiada sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam." (Qs. At-Taubah(9): 113), juga Allah Ta'ala menurunkan ayat yang berkaitan dengan sikap Abu Thalib, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. " (Qs. Al Qashash(28): 56). {Muslim 1/40}
2. Aku Diperintahkan untuk Memerangi Manusia Hingga Mereka Mengucapkan Kalimat Laa Ilaaha Ilallahu
4- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Tatkala Rasulullah SAW wafat dan menunjuk Abu Bakar untuk menjadi Khalifah setelah-Nya, lalu sebagian orang-orang Arab ada yang menjadi kafir. Umar bin Khaththab RA berkata kepada Abu Bakar RA, 'Bagaimana engkau dapat memerangi mereka, sedangkan Rasulullah SAW telah bersabda, Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa ilaaha Illa Allahu, maka barangsiapa yang mengucapkannya sesungguhnya ia telah melindungi harta dan jiwanya dari (serangan)ku kecuali sesuai haknya, dan diserahkan perhitungannya kepada Allah SWT?!' Lalu Abu Bakar RA berkata, 'Demi Allah saya akan memerangi orang yang memisahkan antara Shalat dan Zakat, karena sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah jikalau mereka menghalangiku untuk mengambil zakat binatang ternak yang dulu telah mereka bayarkan kepada Rasulullah SAW, saya akan perangi mereka.' Lalu Umar bin Khaththab berkata, 'Demi Allah, tidaklah demikian melainkan aku telah melihat Allah SWT telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi (mereka) sehingga aku mengetahui bahwasanya apa yang dia lakukan itu benar.'" {Muslim 1/38}
5- Dari Ibnu Umar bin Khaththab RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan shalat dan menunaikan zakat. Jika mereka mengerjakan semua ini, berarti mereka telah melindungi darah dan harta mereka dari seranganku kecuali dengan cara yang dibenarkan, dan perhitungan amal mereka diserahkan kepada Allah SWT. " {Muslim 1/39}
6- Dari Ai Miqdaad bin Al Aswad, dia berkata, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika saya bertemu dengan orang kafir, tiba-tiba ia memerangiku dan kemudian memotong salah satu tanganku hingga terputus, lalu ia berlindung dari serangan saya di bawah pohon, lalu ia berkata, 'Saya masuk Islam karena Allah.' Apakah boleh saya membunuhnya, wahai Rasulullah setelah ia mengucapkan kalimat itu?" Rasulullah menjawab, "Jangan engkau membunuhnya." Al Miqdad menuturkan, lalu saya bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, bukankah dia telah memotong tangan saya, kemudian dia mengucapkan kalimat itu, setelah dia memotong tanganku, apakah boleh saya membunuhnya?," Beliau menjawab, "Janganlah kamu membunuhnya, karena jika kamu membunuhnya maka sungguh ia dalam kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan engkau berada dalam kedudukannya sebelum ia mengucapkan kalimat tersebut. " Adapun Imam Al Auza'i dan Ibnu Juraij dalam hadits mereka berdua disebutkan, "Orang itu berkata, 'Aslamtu Lillahi' (saya telah masuk Islam karena Allah)!"Adapun Riwayat Ma'mar dalam haditsnya, "Maka tatkala saya ingin membunuhnya, ia mengucapkan Laa Ilaaha Ila Allahu." {Muslim 1/66-77}
7- Dari Usamah bin Zaid RA, dia berkata, "Kami pernah dikirim oleh Rasulullah dalam suatu peperangan, lalu kami sampai di Al Huruqat daerah Juhainah pada pagi harinya, tiba-tiba saya berjumpa dengan seorang laki-laki, dia berkata, 'Laa Ilaaha Illallah,' dan saya menikamnya. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya akan kejadian tersebut, lalu saya tuturkan hal ini kepada Rasulullah SAW, maka beliau bertanya, "Apakah dia telah mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallahu, lalu kamu membunuhnya?!" Usamah berkata, lalu saya berkata, "Wahai Rasulullah, bahwasanya dia mengucapkan kata tersebut karena takut pedang (dibunuh)!" Beliau bertanya kembali, "Kenapa kamu tidak membelah hatinya hingga kamu tahu apakah dia telah mengucapkannya atau tidak?!" Tak henti-hentinya Beliau mengulang-ulangi perkataannya itu pada saya, hingga seolah-olah aku berkeinginan masuk Islam. Usamah berkata, Sa'ad berkata, "Adapun saya, demi Allah saya tidak membunuh seorang muslim hingga ia dibunuh oleh Dzu al-Buthain yaitu Usamah." Seorang laki-laki berkata, "Bukankah Allah berfirman, (Al Anfal, 39)? Lalu Sa'ad berkata, "Sungguh kami telah berperang sehingga tidak menimbulkan fitnah, adapun engkau (Usamah) dan para sahabatmu ingin memerangi sehingga menimbulkan fitnah!" {Muslim 1/67-68}
8- Dari Shafyan bin Muhriz, bahwasanya Jundab bin Abdullah Al Bajalli RA diutus untuk menemui As'as bin Salamah pada masa pergolakan Ibnu Az-Zubair, kemudian ia berkata kepada As'as, "Kumpulkan padaku teman-teman dari golonganmu sehingga saya dapat berbicara dengan mereka." Maka As'as mengirim seorang utusan kepada mereka. Tatkala mereka telah berkumpul, datanglah Jundab dengan mengenakan 'burnus' kuning, seraya berkata, "Ceritakanlah apa yang terjadi terhadap kalian semua!" pembicaraanpun berlangsung. Tatkala pembicaraan itu berlangsung, Jundab membuka tutup kepala burnus itu, kemudian ia berkata, "Sesungguhnya saya telah mendatangi kalian dan saya tidak ingin memberitahu kalian kecuali dari Nabi kalian, Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah mengirim utusan kaum muslimin kepada kaum musyrikin (dalam suatu pertempuran), dan mereka sungguh telah bertemu. Ketika seorang dari kaum musyrikin itu ingin menyerang seorang dari kaum muslimin maka ia pun menyerang dan membunuhnya, dan sesungguhnya seorang dari kaum muslimin menyerang seorang dari kaum musyrikin itu tatkala ia lengah. Jundab berkata, "Kami memberitahu bahwa seorang dari kaum muslimin itu adalah Usamah bin Zaid, lalu ketika Usamah mengangkat pedangnya (hendak membunuhnya), dia (orang musyrik) mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allahu, namun Usamah bin Zaid tetap membunuhnya. Kemudian datanglah pembawa berita kepada Nabi SAW kemudian Nabi bertanya kepadanya, lalu iapun memberitahu Nabi SAW apa yang telah diperbuat Usamah. Lalu beliau memanggil Usamah seraya bertanya, "Mengapa kamu membunuh orang musyrik yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu?" Usamah menjawab, "Wahai Rasulullah! Orang tersebut telah menyakiti kaum muslimin dan telah membunuh si fulan dan si fulan dan sesungguhnya saya telah menyerangnya, lalu ketika ia melihat pedang saya, maka ia mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu." Rasulullah bertanya, "Apakah engkau membunuhnya?!" Usamah menjawab, "Ya." Nabi SAW bertanya kembali, "Bagaimana kamu mempertanggung-jawabkan perbuatanmu terhadap orang (yang kamu bunuh) itu yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu apabila hari kiamat tiba? " Usamah menjawab, "Wahai Rasulullah! Mohonlah ampunan untukku." Rasulullah bertanya kembali, "Bagaimana kamu mempertanggung jawabkan perbuatanmu terhadap orang (yang kamu bunuh) itu yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu apabila hari kiamat tiba?, " Jundab berkata, "Rasulullah tidak menambah kata-kata lagi kepada Usamah selain ucapan, 'Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan perbuatanmu terhadap orang (yang kamu bunuh) itu yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah apabila hari kiamat tiba?" {Muslim 1/68-69}
4. Siapa yang Meninggal dalam Keadaan Iman Kepada Allah SWT maka Ia Masuk Surga
9- Dari Utsman RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa meninggal dan ia percaya bahwasanya tiada Tuhan selain Allah, maka ia akan masuk surga.'" {Muslim 1/68-69}
10- Dari Abu Hurairah RA (atau dari Abu Sa'id RA, Al A'masy ragu dalam periwayatan hadits ini) dia berkata, "Ketika perang Tabuk, pasukan Rasulullah SAW mengalami kekurangan makanan. Mereka mengusulkan kepada Rasululah SAW, jikalau anda mengizinkan, kami akan menyembelih unta-unta," lalu kita akan makan dan membuat minyak darinya." Rasulullah SAW menjawab, Lakukanlah!" Abu Hurairah RA berkata, "Kemudian datanglah Umar RA dan dia berkata, "Wahai Rasulullah! Jika engkau lakukan penyembelihan unta-unta itu maka persediaan akan semakin menipis, tetapi bagaimana kalau engkau memerintahkan mereka untuk mengumpulkan sisa perbekalan mereka, lalu berdoalah kepada Allah, agar Dia memberikan keberkahan kepada mereka, mudah-mudahan Allah mewujudkannya." Rasulullah menjawab, "Ya." Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW kemudian meminta 'Nath'a' lalu membentangkannya, kemudian beliau memerintahkan untuk mengumpulkan sisa-sisa perbekalan mereka. Abu Bakar berkata, "Kemudian diantara mereka ada yang membawa segenggam gandum, ada yang membawa segenggam kurma serta ada pula yang membawa remukan roti, sehingga di atas tikar kulit itu telah terkumpul sisa perbekalan." Kata Abu Hurairah RA, "Kemudian Rasulullah SAW memohon agar Allah memberikan keberkahan, lalu beliau berseru, 'Letakkanlah perbekalan kalian dalam wadah-wadah kalian.'" Abu Bakar berkata, "Mereka pun mengambil dari sisa perbekalan tersebut untuk mereka isikan ke dalam wadah-wadah mereka, sehingga mereka tidak meninggalkan satu wadahpun di detasemen kecuali telah mereka penuhinya." Abu Hurairah RA berkata, "Mereka pun makan hingga kenyang, dan ternyata makanan masih tersisa. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Tidak ada seorangpun mati dengan (memegang) dua kesaksian ini tanpa keraguan sedikitpun yang terhalang masuk surga." {Muslim 1/42}
11- Dari Ash-Shunabihi, dari Ubadah bin Shamit RA, dia berkata, "Saya mendatangi Ubadah bin Shamit sebelum menjelang kamatiannya, lalu saya menangis. Kemudia ia mengatakan, "Tenanglah! mengapa kamu menangis?" (saya menjawab) "Demi Allah, sungguh jika saya dapat memberikan kesaksian maka pasti saya akan bersaksi untukmu, jika saya dapat memberi pertolongan maka saya akan memberi pertolongan kepadamu jika saya mampu (berbuat sesuatu), maka saya akan memberimu kemanfaatan." Lalu Ubadah bin Shamit mengatakan, "Demi Allah, tidaklah ada satu hadits yang telah saya dengar dari Rasulullah SAW yang berisi kebaikan bagimu kecuali telah saya sampaikan kepadamu, hanya tinggal satu hadits yang belum saya sampaikan dan akan saya sampaikan kepadamu hari ini. Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah, maka Allah mengharamkan dirinya dari api neraka.'" {Muslim 1/43}
12- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Kami pernah duduk mengelilingi Rasulullah SAW dan dalam kelompok kami terdapat Abu Bakar dan Umar RA. Lalu Rasulullah SAW berdiri di arah belakang kami, dan beliau mengakhirkan kami (menyuruh kami di belakang), sehingga kami khawatir terpisah, kamipun takut kemudian kami berdiri, dan saya adalah orang pertama yang takut, lalu saya keluar mencari Rasulullah sehingga saya mendekati pagar milik kaum Anshar dari Bani An-Najjar. Kemudian saya berputar mengelilingi pagar itu barangkali saya bisa menemukan pintunya, tetapi saya tidak menemukan. Tiba-tiba ada aliran air yang mengalir masuk ke lubang pagar dari sumur Kharijah, lalu saya melompat dan masuk ke tempat Rasullulah SAW, kemudian beliau bertanya, "Abu Hurairah-kah itu?" Saya menjawab, "Benar, wahai Rasulullah", beliau bertanya kembali, "Ada apa?", saya menjawab, "Saya tadi berada di bagian belakang kelompok saya, lalu anda berdiri dan mengakhirkan kami (menyuruh kami di belakang), kemudian kami khawatir terpisah dan kamipun takut, dan saya adalah orang pertama yang takut. Lalu saya mendekat ke pagar ini dan melompat seperti musang, sementara orang-orang lain ada di belakang saya." Beliau memanggil, "Hai Abu Hurairah"! sambil memberikan sepasang sandalnya kepada saya, seraya bersabda, "Pergilah dengan membawa sepasang sandalku ini, siapa saja yang kamu temui di belakang pagar ini yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dengan meyakini sepenuh hati, maka berikan kabar gembira kapadanya bahwa ia akan masuk surga. " Adapun orang pertama yang saya temui adalah Umar. Lantas Umar bertanya, "Sepasang sandal siapa ini, hai Abu Hurairah?" Saya menjawab, "Ini (Haataani) sandal Rasulullah SAW, beliau menyuruh saya membawa sepasang sandal ini kepada siapa saja yang saya temui dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dengan sepenuh hati, maka saya akan memberikan kabar gembira kepadanya bahwa ia akan masuk surga." Abu Hurairah RA berkata, "Umar lalu mendorongkan tangannya pada dada saya sehingga saya jatuh terduduk pada bokong saya." Kemudian Umar berkata, "Hai Abu Hurairah! Kembalilah!," maka saya pun kembali kepada Rasulullah SAW dengan diliputi rasa sedih ingin menangis. Tiba-tiba Umar menyusul di belakang saya dengan tunggangannya, kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Ada apa hai Abu Hurairah!" Saya menjawab, "Saya tadi bertemu Umar lalu saya sampaikan kepadanya apa yang telah Anda perintahkan kepada saya, lalu Umar mendorong dada saya hingga membuat saya jatuh terduduk, kemudian Umar mengatakan, 'Kembalilah kepada Rasulullah SAW hai Abu Hurairah!"" Lalu Rasulullah SAW bertanya (kepada Umar), "Wahai Umar! apa yang membuatmu bertindak demikian itu?" Umar menjawab, "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibu saya, apakah engkau memerintahkan Abu Hurairah dengan membawa sepasang sandalmu untuk menemui siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dengan penuh keyakinan, agar ia memberitahukan kabar gembira bahwa ia (yang ditemui) akan masuk surga?" Rasulullah SAW menjawab, "Ya. " Umar berkata, "Sebaiknya jangan engkau lakukan itu, karena saya khawatir kalau orang-orang hanya mengandalkan hal tersebut. Oleh karena itu biarkanlah mereka bebas berbuat." Rasulullah menjawab, "Biarkanlah mereka." {Muslim 1/44-45}
13- Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia berkata, "Saya pernah dibonceng oleh Rasulullah SAW , yang mana (jarak) antara saya dengan beliau hanya sejarak ujung pelana, kemudian beliau memanggil, "Hai Muadz bin Jabal!." Saya menjawab, "Labbaik ya Rasulullah." Kemudian beliau berjalan sesaat lalu memanggil lagi, "Hai Muadz bin Jabal. " Saya menjawab, "Labbaika ya Rasulullah." Beliau memanggil lagi, "Hai Mu'adz bin jabal." Saya menjawab, "Labbaika Ya Rasulullah." Beliau bersabda, "Apakah kamu mengetahui apa kewajiban manusia terhadap Allah?. " Mu'adz bin Jabal berkata, "Saya menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."' Beliau bersabda, "Sesungguhnya kewajiban manusia terhadap Allah adalah agar mereka senantiasa menyembah-Nya serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun." Lalu beliau berjalan sesaat, kemudian beliau memanggil, "Hai Mu'adz bin Jabal!" saya menjawab, "Labbaika ya Rasulullah." Beliau bersabda, "Apakah kamu mengetahui hak manusia yang dipenuhi oleh Allah SWT apabila mereka telah melakukan hal itu?" Saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Allah tidak akan menyiksa mereka. " {Muslim 1/43}
14- Dari Mahmud bin Ar-Rabi' RA, dari 'Itban bin Malik RA, ia (Mahmud) berkata, "Saya pernah datang ke Madinah lalu saya bertemu 'Itban, maka saya berkata, "Ada hadits yang sampai kepada saya dari kamu", Itban berkata, "Saya tertimpa sedikit gangguan pada penglihatanku, lalu aku mengutus seseorang kepada Rasulullah SAW untuk menyampaikan bahwa saya menginginkan agar Rasulullah SAW shalat di rumahku, yang telah saya menjadikannya sebagai tempat shalat." 'Itban berkata, "Maka Nabi SAW datang beserta para sahabatnya dan kemudian beliau masuk, lalu shalat di rumahku, sedangkan para sahabat bercakap-cakap sesama mereka, dengan mengambil pembicaraan pokok tentang Malik bin Dukhsyum." Lanjut Itban, "Mereka mengharapkan kalau beliau mendoakan agar ia celaka, dan mereka senang kalau ia tertimpa kemalangan (musibah). Maka setelah Rasulullah SAW selesai menunaikan shalat, seraya bertanya, "Bukankah Malik bin Dukhsyum bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah?' Para sahabat menjawab, "Ya, Dia mengucapkan itu tidak sampai tertanam di dalam hatinya." Beliau bersabda, "Tidaklah ada seseorang yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah itu masuk neraka. " Anas berkata, "Hadits ini mengugah hati saya, lalu saya perintahkan kepada anak laki-laki saya, "Catatlah hadits itu!" Maka ia pun mencatatnya." {Muslim 1/45-46}
5. Hakikat Iman dan Sifat-sifatnya
15- Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, bahwasanya orang-orang dari suku Abdul Qais mendatangi Rasulullah SAW, lalu mereka berkata, "Wahai Nabi! Sesungguhnya kami dari perkampungan suku Rabi'ah, dan antara tempat kami dengan tempatmu terdapat perkampungan orang-orang kafir suku Mudhar. Kami tidak bisa mendatangimu kecuali pada bulan-bulan Haram, (untuk itu) maka berilah kami suatu perintah yang akan kami sampaikan kepada orang-orang di kampung kami serta menyebabkan kami masuk surga apabila kami melaksanakannya. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Aku perintahkan kepadamu 4 (empat) perkara dan aku melarang kamu dari 4 (empat) perkara, (Aku perintahkan) (1) Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, (2) Dirikanlah shalat secara sempurna dan tunaikanlah Zakat secara sempurna (3) Kerjakanlah puasa di bulan Ramadhan (4) Berikanlah 1/5 harta rampasan perang. Dan aku melarang kamu dari 4 (empat) perkara (1) 'Dubba' (kulit labu yang dikeringkan lalu dijadikan tempat arak) (3) Muzaffat (arak yang dimasukkan di dalam guci) (4) Naqir (arak yang dimasukkan ke dalam wadah berukirf''." Mereka bertanya, "Wahai Nabi Allah SAW, apakah yang kamu maksudkan yaitu 'Naqir'' Beliau menjawab, "Ya tentu, yaitu wadah dari kayu yang kamu ukir lalu kamu tuangkan 'Quthai ke dalamnya. " Sa'id berkata, "Atau sabda Nabi itu berbunyi, "Kamu masukkan kurma, kemudian kamu tuangkan air ke dalamnya, sehingga apabila sudah tidak mendidih lagi maka kamu meminumnya yang mengakibatkan salah seorang dari kamu (salah seorang dari mereka) membunuh anak pamannya sendiri dengan pedang! (karena mabuk). " Sa'id berkata, Di suatu kaum ada seorang yang terluka parah akibat perbuatan orang lain yang mabuk seperti itu. Ia mengatakan, "Saya menyembunyikan luka itu karena merasa malu terhadap Rasulullah SAW." Saya bertanya, "Dengan wadah apa kita minum wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dengan wadah air dari kulit (asqiyatu al Adam) yang ditutup bagian mulutnya. " Mereka bertanya, "Wahai Rasullullah! sesungguhnya daerah ini banyak tikusnya, dan tidak ada wadah air dari kulit yang tersisa?" Beliau menjawab, "Walaupun wadah kulit itu dimakan tikus, walaupun kulit itu dimakan tikus." Kata Sa'id Rasulullah SAW bersabda kepada Asyaj Abdul Qais, "Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sifat bijaksana dan sabar. " {Muslim 1/36-37}
6. Iman Kepada Allah Adalah Sebaik-baiknya Perbuatan
16- Dari Abu Dzarr RA, dia berkata, "Saya pernah bertanya, "Wahai Rasulullah! Apa perbuatan yang paling utama?" Beliau menjawab, "Iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya." Saya bertanya lagi, "Budak apa yang paling utama untuk dimerdekakan?" beliau menjawab, "(Adalah) Budak yang paling bernilai menurut pemiliknya dan yang paling tinggi harganya." Abu Dzarr berkata, "Saya bertanya lagi, kalau saya tidak bisa melakukan hal itu?' Beliau menjawab, "Kamu bantu kaum buruh atau kamu berbuat sesuatu untuk menolong 'Akhraq' (tuna karya)." Abu Dzarr berkata, "Saya bertanya lagi, "Wahai Rasulullah! Apa pendapatmu jika saya tidak mampu melaksanakan beberapa amal perbuatan tersebut?" Beliau bersabda, "Kamu mencegah dirimu agar tidak berbuat jelek terhadap orang lain, karena demikian itu adalah sedekah darimu untuk dirimu sendiri. " (Muslim 1/62)
7. Anjuran Beriman dan Mohon Perlindungan Allah (Beristi'adzah) dari Bisikan Syetan
17A- Dari Abu Hurairah RA, dia dari Nabi SAW beliau bersabda, 'Manusia senantiasa menanyakan kepadamu tentang ilmu, sampai mereka mengatakan, 'Allahlah yang telah menciptakan kita, lalu siapakah yang menciptakan Allah?. " Abu Hurairah berkata, "Tatkala saya berada di masjid tiba-tiba datang sekelompok orang Arab Badui, mereka bertanya, "Wahai Abu Hurairah, Allahlah yang telah menciptakan kita, lalu siapa yang menciptakan Allah?" Abu Hurairah bercerita, "Dia (Abu Hurairah) mengambil batu kemudian melemparkannya pada mereka, kemudian berkata, "Pergilah kalian, pergilah kalian, bahwasanya perkataan kekasihku (Rasulullah SAW) itu benar." {Muslim 1/84-85}
17B- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Manusia selalu menanyakan kepadamu tentang ilmu, sampai mereka berani menanyakan, Allah yang telah menciptakan kita, lalu siapakah yang menciptakan Allah?' Abu Hurairah berkata, "Kemudian dia memegang tangan seorang sambil berkata, "Sungguh perkataan Allah dan Rasul-Nya itu benar, saya telah ditanya oleh satu orang dan orang ini adalah yang kedua." {Muslim 1/84}
8. Iman Kepada Allah dan Istiqamah (Konsisten)
18- Dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi RA, dia berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku suatu perkataan tentang Islam yang tidak akan saya tanyakan kepada seseorang sesudah kamu!" (Disebutkan di dalam hadits Abu Usamah, ...yang tidak akan saya tanyakan kepada seseorang selainmu). Beliau menjawab, 'Katakanlah! Saya beriman kepada Allah lalu konsistenlah (dengan apa yang kamu ucapkan)!'" (Muslim 1/47)
9. Tanda-tanda Nabi SAW dan Iman Kepadanya
19- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Tidaklah ada seorang nabipun yang tidak diberikan ayat-ayat (tanda-tanda kenabian) yang dengan itu manusia menjadi beriman, dan sesungguhnya apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan oleh Allah, maka aku berharap pengikutku adalah yang paling banyak di antara nabi-nabi yang lain pada hari kiamat nanti. " {Muslim 1/92-93}
20- Dari Abu Hurairah SAW dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, tidak seorangpun dari kalangan Yahudi atau Nasrani dari umat ini yang mendengar ajaranku, kemudian ia mati tanpa mengimani risalahku, kecuali ia tergolong penghuni neraka. " {Muslim 1/93}
21- Dari Shalih bin Shalih Al Hamdani, dari Asy-Sya'bi, dia berkata, "Saya pernah melihat seorang laki-laki dari Khurasan bertanya kepada Asy-Sya'bi, "Wahai Abu Amru! orang-orang dari penduduk khurasan di daerah kami mengatakan, bahwa orang yang memerdekakan budak perempuannya lalu ia menikahinya, maka seperti orang yang menunggangi untanya sendiri." Asy-Sya'bi menjawab, "Bahwasanya Abu Burdah bin Abu Musa telah memberitahuku (satu riwayat) dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga macam orang diberi pahala dua kali,(l) Ahli kitab yang beriman kepada nabinya, kemudian menemui masa Nabi Muhammad SAW, lalu ia beriman, mengikuti dan membenarkannya, maka ia mendapat dua pahala.(2) Seorang budak yang menunaikan hak Allah Azza wa Jalla dan hak majikannya, maka ia mendapat dua pahala(3) Seorang laki-laki yang mempunyai budak perempuan lalu memberinya makan dengan baik, memperlakukannya dengan baik, kemudian memerdekakannya dan menikahinya, maka ia mendapat dua pahala. " As-Sya'bi kemudian mengatakan kepada orang Khurasan itu, "Terimalah hadits ini tanpa ganjalan apapun." Laki-laki tersebut (orang Khurasan) pergi ke Madinah dan bukan hanya mendapatkan hadits ini saja. {Muslim 1/93}
10. Tiga Perkara yang Membuat Seseorang Merasakan Manisnya Iman
22- Dari Anas RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tiga hal yang barangsiapa dalam dirinya adanya hal itu maka ia akan merasakan manisnya iman (1) Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain keduanya (2) Orang yang mencintai orang lain semata-mata karena Allah (3) Orang yang enggan kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia enggan untuk dilemparkan ke dalam neraka. {Muslim 1/48}
23- Dari Anas RA, ia berkata, "Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anak dan orang tuanya serta semua manusia.'" {Muslim 1/49}
24- Dari Anas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, tidaklah sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai tetangganya (atau beliau bersabda, ...sehingga ia mencintai saudaranya) sama seperti ia mencintai dirinya sendiri. " {Muslim 1/49}
11. Orang yang Mengaku Allah Sebagai Satu-satunya Tuhan, maka Ia Akan Merasakan Lezatnya Iman
25- Dari Abbas bin Abdul Muthallib RA, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang akan merasakan kelezatan iman, jika ia rela menjadikan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul." {Muslim 1/46}
12. Empat Tanda Orang Munafik Sejati
26- Dari Abdullah bin Amr RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa tertanam dalam dirinya empat hal, maka ia benar-benar seorang munafik sejati, dan barangsiapa dalam dirinya terdapat salah satu dari empat hal, maka dalam dirinya tertanam satu kemunafikan sehingga ia meninggalkannya, (yaitu) (1) Apabila berbicara ia berdusta (2) Apabila membuat kesepakatan ia mengkhianati (3) Apabila berjanji ia mengingkari (4) Apabila berdebat ia tidak jujur.' Namun di dalam hadits Sufyan disebutkan, 'Barangsiapa dalam dirinya terdapat salah satu dari empat hal ini maka di dalam dirinya terdapat salah satu ciri kemunafikan. '"{Muslim 1/56}
27- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga (l) Apabila berbicara ia berdusta (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia berkhianat" {Muslim 1/56}
13. Perumpamaan Orang Mukmin Seperti Pohon Sedangkan Orang
Munafik dan Orang Kafir Seperti Tanaman yang Tidak Berbatang
28- Dari Ka'ab bin Malik RA, dia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang mukmin adalah seperti
pohon yang berbatang lunak yang diterpa angin hingga bergoyang ke kanan dan ke
kiri, kadangkala angin tersebut meniupnya (dengan kencang) sehingga pohon itu
mati. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti rerumputan yang tidak
berbatang, serta mempunyai serabut akar yang banyak, yang tidak terpengaruh oleh
terpaan angin sedikitpun, sehingga matinya dengan mencabutnya sekali saja."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Terkadang angin tersebut
membuat pohon itu condong sehingga pohon itu mati, sedangkan perumpamaan orang
munafik adalah seperti tanaman atau rerumputan yang hanya berdiri di atas
pangkalnya, yang tidak terpengaruh oleh terpaan angin." {Muslim
8/136}
29- Dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata, "Kami pernah
berada di sisi Rasulullah SAW kemudian beliau bertanya, "Hai para sahabat!
Beritahukanlah kepadaku pohon apa yang menjadi ibarat seorang mukmin yang
daunnya tidak berguguran dan ia berbuah setiap saat?" Ibnu Umar berkata, "Maka
terlintas di dalam benakku bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan
tetapi saya melihat Abu Bakar dan Umar keduanya tidak berbicara, maka sayapun
enggan berbicara atau mengatakan sesuatu. Kemudian Umar berkata, "Bahwasanya
kamu katakan saja apa yang terlintas di dalam benakmu lebih baik daripada kamu
katakan ini dan itu." {Muslim 8/138}
14. Malu Sebagian dari Iman
30- Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Iman itu mempunyai 71 cabang atau 61 cabang. Cabang yang paling
utama adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah, sedangkan yang paling kecil
adalah menyingkirkan duri atau halangan di jalan, dan rasa malu adalah salah
satu cabang dari iman.'" {Muslim 1/46}
31- Dari Abu Qatadah RA, dia berkata, "Tatkala kami berada di
sisi Imran bin Hushain dalam satu kelompok, dan bersama kami Busyair bin Ka'ab.
Lalu pada suatu hari Imran membacakan hadits kepada kami, dia mengatakan bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda, 'Rasa malu itu baik seluruhnya.' (atau
"malu itu seluruhnya baik"). Kemudian Busyair bin Ka'ab berkata, 'Sesungguhnya
kami pernah menemukan di sebagian kitab atau dalam mutiara hikmah bahwasanya rasa malu itu
memunculkan rasa ketentraman serta kewibawaan di hadapan Allah SWT, dan
terkadang menandakan kelemahan." Tiba-tiba Imran marah sehingga kedua matanya
terlihat merah, dan berkata, "Tidakkah kamu ketahui bahwa aku beritahukan
kepadamu dari Rasulullah SAW, lalu kamu tentang?" Abu Qatadah mengatakan, "Maka
Imran mengulangi hadits itu." Abu Qatadah mengatakan, "Busyair juga
mengulanginya, lalu Imran marah dan kami selalu mengatakan, "Sesungguhnya ia
adalah Abu Nujaid di antara kami, sesungguhnya ia tidak apa-apa." {Muslim
1/47}
15. Berlaku Baik Terhadap Tetangga dan
Menghormati Tamu Adalah Sebagian dari Iman
32- Dari Abu Syuraih Al Khuza'i RA,
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari Akhir, hendaklah ia berlaku baik terhadap tetangganya. Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan
barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang
baik atau diam" {Muslim 1/50}
16. Tidaklah Masuk Surga Orang yang Tetangganya Tidak Aman dari
Kejelekannya
33- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah masuk surga orang yang tetangganya merasa tidak aman dari
kejelekannya. " {Muslim 1/49}
17. Mencegah Kemungkaran dengan Tangan, Lisan dan Hati Adalah
Sebagian dari Iman
34- Dari Thariq bin Syihab, dia berkata, "Orang yang pertama
memulai khutbah hari raya sebelum shalat adalah Marwan. Lalu ada seorang
laki-laki berdiri mendekati Marwan kemudian berkata, "Bahwasanya shalat
(dikerjakan) sebelum Khutbah." Marwan menjawab, "Itu telah terabaikan." Abu Said
mengatakan, "Laki-laki ini telah menunaikan kewajibannya." Saya telah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran
maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, kalau ia tidak mampu maka dengan
lisannya, dan kalau ia tidak mampu maka dengan hatinya, mengingkari (dengan
hati) itu adalah iman yang paling lemah. " {Muslim 1/50}
35- Dari Abdullah bin Mas'ud RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Tidaklah seorang nabi yang diutus oleh Allah Ta'ala kepada umat
sebelum aku, kecuali nabi tersebut mempunyai pengikut atau pendukung yang
memegang teguh ajarannya dan mengerjakan perintahnya. Akan tetapi setelah itu
datang penerus mereka, dimana mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka
kerjakan serta mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan. Barang siapa
berjuang menghadapi mereka dengan tangannya maka ia seorang mukmin, barang siapa
berjuang menghadapi mereka dengan lisannya maka ia adalah seorang mukmin, dan
barang siapa berjuang menghadapi mereka dengan hatinya maka ia adalah seorang
mukmin. Tidak ada keimanan walaupun sebesar biji Sawi selain yang disebutkan
itu." Abu Rafi berkata, "Maka saya sampaikan hadits itu kepada Abdullah bin Umar
tetapi dia tidak mau mempercayainya, lalu datanglah Ibnu Mas'ud kemudian ia
turun ke Qanaah. Abdullah bin Umar RA pun mengikuti saya menuju Ibnu
Mas'ud RA, lalu saya sampaikan hadits kepada Ibnu Umar kemudian saya pergi
bersamanya. Tatkala kami duduk saya bertanya kepada Ibnu Mas'ud tentang hadits
tersebut, kemudian Ibnu Mas'ud menyampaikan hadits itu kepada saya (persis)
sebagaimana yang saya sampaikan kepada Ibnu Umar. {Muslim 1/50-51}
18. Mencintai Saidina Ali Adalah Ciri Seorang
Mukmin, dan Membencinya Adalah Ciri Orang Munafik
36- Dari Zirr bin Hubaisy RA, dia
berkata, "Bahwasanya Saidina Ali bin Abu Thalib berkata, "Demi Dzat yang telah
membelah biji-bijian (menumbuhkan) dan menciptakan makhluk bernyawa.
Sesungguhnya telah menjadi janji Nabi SAW terhadap diri saya, bahwasanya tidak
menyenangi saya melainkan orang mukmin dan tidak membenci saya melainkan orang
munafik." {Muslim 1/61}
19. Tanda Iman Adalah Cinta Terhadap Kaum Anshar dan Membenci
Mereka Adalah Tanda Kemunafikan
37- Dari Adi bin Tsabit, saya mendengar dari Al Bara' RA
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda tentang kaum Anshar, "Tidak mencintai kaum
Anshar kecuali orang mukmin, dan tidak membenci mereka kecuali orang munafik.
Barang siapa mencintai mereka, maka Allah akan mencintainya, dan barang siapa
membenci mereka, maka Allah akan membenci-Nya." {Muslim 1/60}
20. Iman itu Akan Berlindung Kembali ke
Madinah
38- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, "Sesungguhnya iman itu akan berlindung kembali ke Madinah
sebagaimana ular berlindung kembali ke liangnya. " {Muslim
1/90-91}
21. Iman dan Hikmah itu Dimiliki Orang Yaman
39- Dari Abu Hurairah RA, dia
berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Orang Yaman telah
datang, mereka adalah pemilik hati yang halus dan hati yang lemah. Iman dan
hikmah itu dimiliki orang Yaman. Ketenangan dimiliki penduduk Yaman, dan
kebanggaan yang dimiliki al Faddadiyin dari suku Badui yang mengharapkan
terbitnya matahari." {Muslim 1/52-53}
40- Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Kerasnya hati dan kasarnya tabiat itu terdapat di Timur, sedangkan
iman terdapat pada orang Hijaz.' {Muslim 1/53}
22. Amal Baik Orang yang Tidak Beriman
Adalah Sia-sia
41- Dari Aisyah RA, dia berkata, "Saya
bertanya kepada Rasulullah SAW , "Wahai Rasulullah! Ibnu Jud'an pada masa
jahiliyyah senantiasa menyambung tali persaudaraan dan senantiasa memberi makan
orang miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya?" Beliau menjawab, "Itu tidak bermanfaat baginya, karena ia tidak mengucapkan, 'Ya
Tuhan, ampunilah kesalahan saya pada hari kiamat nanti.'" {Muslim 1/136}
23. Kalian Tidak Akan Masuk Surga Sehingga Kalian Beriman
42- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian
tidak (dianggap) beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku
tunjukkan kepadamu sesuatu yang apabila kalian melakukannya maka
kalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian.'"
{Muslim 1/53}
24. Ukuran Keimanan
43. Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang itu berzina kalau pada saat berzina
ia beriman, tidaklah seseorang itu mencuri kalau pada saat mencuri ia beriman,
dan tidaklah seseorang meminum khamar atau minuman keras kalau pada saat minum
ia beriman." Abu Hurairah menambahkan, "Dan tidaklah seseorang merampas sesuatu
yang berharga yang mengundang perhatian semua orang kalau pada saat merampas ia
beriman." Di dalam hadits Hamman disebutkan, ...yang mengundang perhatian semua
orang beriman kalau pada saat merampas itu ia beriman." Ia menambahkan, "Dan
tidaklah seseorang itu berbuat curang kalau pada saat curang tersebut ia
beriman, maka jauhilah, dan jauhilah, jagalah dirimu." {Muslim 1/54-55}
25. Seorang Mukmin Tidaklah Terjatuh Dua Kali
dalam Satu Lubang
44- Dari Abu Hurairah RA, dari
Rasulullah SAW beliau bersabda, "Tidaklah seorang muslim terjerumus ke dalam
satu lubang dua kali." {Muslim 8/227}
26. Bisikan Iman
45- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,
"Sekelompok sahabat mendatangi Nabi SAW, lalu mereka bertanya, "Kami menemukan
di dalam diri kami sesuatu yang sangat besar bagi salah seorang dari kami untuk
membicarakannya." Beliau bertanya, "Apakah kalian sudah mendapatkan hal itu?"
Seorang sahabat menjawab, "Ya", beliau bersabda, "Itulah iman."
{Muslim 1/83}
27. Syirik (Menyekutukan Allah) adalah Dosa yang Paling
Besar
46- Dari Abdurahman bin Abu Barkah, dari ayahnya radhiyallahu
'anhu ia berkata, "Kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, seraya bersabda, "Maukah engkau aku beritahukan tiga
dosa terbesar? (yaitu) Menyekutukan Allah, durhaka terhadap kedua orang tua dan
kesaksian dusta atau ucapan dusta" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengucapkan itu sambil bersandar, kemudian beliau duduk. Tak
henti-hentinya beliau mengulangi ucapannya, sehingga kami mengharapkan, "Semoga
beliau diam." {Muslim 1/64}
47- Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hindarilah tujuh
perkara yang mencelakakan" Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah! Apa tujuh
perkara itu?" Beliau bersabda, "(yaitu) Menyekutukan Allah, sihir, membunuh
orang yang diharamkan oleh Allah kecuali terdapat alasan yang dibenarkan,
memakan harta riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh
zina terhadap perempuan yang baik yang menjaga kehormatan dirinya serta
beriman." {Muslim 1/64}
28. Janganlah Kalian Kembali Kepada Kekufuran
Sepeninggalku dan Jangan Saling Membunuh
48- Dari Abdullah bin Umar
radhiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda pada haji Wada', "Celaka kamu atau beliau berkata? Hancurlah
kamu! Janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku yang menjadikan
sebagian kalian membunuh sebagian yang lain"(Muslim 1/58)
29. Membenci Orang Tua adalah Kufur
49- Dari Abu Utsman, dia berkata, "Tatkala
Ziad dijadikan ayah angkat, saya menemui Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu,
lalu saya bertanya kepadanya, "Apa yang telah kalian lakukan?, sesungguhnya
saya telah mendengar Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Saya pernah mendengar dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan telinga saya sendiri,
beliau bersabda, 'Barangsiapa mengakui seorang ayah berdasarkan (syariat)
Islam yang bukan ayahnya sedangkan ia tahu bahwa orang tersebut bukan ayahnya,
maka surga haram baginya.' Abu Bakrah mengatakan, "Saya juga telah mendengar hadits itu dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." {Muslim 1/57}
30. Menuduh Kafir
50- Dari Abu Dzarr radhiyallahu
'anhu, bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Tidaklah seseorang mengakui ayah yang bukan ayahnya sedangkan
ia mengetahui hal itu melainkan ia telah kafir. Barang siapa mengakui sesuatu
yang bukan miliknya, maka ia tidak termasuk golongan kami dan sudah selayaknya
ia menempati tempatnya di neraka, dan barang siapa menuduh kafir kepada
seseorang atau mengatakan ia musuh Allah sedangkan orang tersebut tidaklah
demikian, maka tuduhan tersebut berbalik kepada dirinya sendiri. "
{Muslim 1/57}
31. Dosa Apa yang Paling
Besar?
51- Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu, dia
berkata, "Seorang lelaki bertanya, ' Wahai Rasulullah! Dosa apakah yang paling
besar disisi Allah?' Beliau menjawab, 'Kamu menjadikan tandingan bagi Allah
sedangkan Dia-lah yang telah menciptakanmu.' Lelaki itu bertanya Iagi,
'Berikutnya apa?' Beliau menjawab, 'Kamu bunuh anakmu karena kamu takut ia
makan bersamamu.'' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu apa?,' Beliau
menjawab, 'Kamu berzina dengan istri tetanggamu.' Lalu Allah Azza
Wajalla menurunkan ayat yang membenarkan jawaban Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tersebut, yang artinya, "Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak menbunuh jiwa yang diharamkan oleh
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barangsiapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa
(nya)." (Qs. Al Furqan (25): 68). {Muslim 1/63-64}
32. Barangsiapa Mati dalam Keadaan Tidak
Menyekutukan Allah dengan Sesuatu Apapun maka Ia Akan Masuk Surga
52- Dari Jabir bin Abdullah
radhiallahu 'anhu, ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, lalu bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apa yang
dimaksud dengan dua hal yang pasti?' Beliau menjawab, "Barang siapa mati
dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia akan masuk
surga, dan barang siapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu
maka ia akan masuk neraka." {Muslim
1/65-66}
53- Dari Abul Aswad Ad-Dili, bahwasanya Abu Dzarr berkata, "Saya
pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang
tidur, beliau mengenakan baju berwarna putih. Lalu saya mendatangi beliau
kembali, namun beliau masih tidur, kemudian saya mendatangi beliau lagi, dan
beliau telah bangun. Saya duduk di dekatnya kemudian beliau bersabda, "Tidak
ada seorang hamba yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu kemudian dia mati
dengan memegang teguh kalimat itu melainkan ia masuk surga" Saya bertanya,
"Meskipun orang tersebut berzina dan mencuri?" Beliau menjawab, "Meskipun ia
berzina dan mencuri." Saya bertanya lagi, "Meskipun ia berzina dan
mencuri?." Beliau menjawab, "Meskipun ia berzina dan mencuri" Beliau
mengulangi kata itu tiga kali. Kemudian beliau berkata untuk yang ke empat
kalinya, "Hal itu pasti Wahai Abu Dzar." Abu Al Aswad berkata, Lalu
keluarlah Abu Dzar ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan,
"Hal itu pasti wahai Abu Dzar!." {Muslim 1/66}
33. Tidaklah Masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat
takabbur walau seberat Dzarrah
54- Dari Abdullah bin Mas'ud, dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda, "Tidaklah masuk surga orang yang di
dalam hatinya terdapat sifat takabur walaupun seberat dzarrah" Seorang
laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Bagaimana
dengan seseorang yang senang berpakaian bagus dan sandal yang bagus?" beliau
menjawab, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan,
takabbur adalah menentang kebenaran dan meremehkan orang lain" {Muslim
1/65}
34. Mengingkari Nasab dan Meratapi Orang Mati termasuk Perbuatan
Kufur
55- Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ada dua hal yang
bisa membuat manusia menjadi kufur. Yaitu mengingkari nasab dan meratapi orang
mati." {Muslim 1/58}
35. Orang yang Mengatakan, bahwa Hujan turun Kepada Kami Berkat
Bintang-bintang adalah Kafir
56- Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini radhiyallahu 'anhu,
dia berkata, "Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
shalat subuh bersama kami di Hudaibiyah, setelah turun hujan pada malam
harinya. Tatkala beliau selesai shalat, beliau menghadap kepada para sahabat
lalu bertanya, "Tahukah kalian apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?"
Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Zaid bin
Khalid berkata, "Beliau bersabda, 'Firman Allah tersebut adalah, "Di antara
hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun orang yang
mengatakan, "Kami telah diberi hujan berkat anugerah dan rahmat Allah SWT, maka
ia beriman kepada-Ku dan kufur kepada bintang. Adapun orang yang telah
mengatakan, "Kami telah diberi hujan berkat bintang ini, maka ia kufur
terhadap-Ku dan beriman kepada bintang" {Muslim 1/59}
36. Apabila Seorang Budak Melarikan Diri maka Ia dalam Keadaan
Kufur
57- Dari Asy-Sya'bi dari Jarir radhiyallahu 'anhu
bahwasanya ia telah mendengar Jarir berkata, "Apabila seorang budak lari
dari majikannya maka ia (dalam keadaan) kufur hingga ia kembali kepada
majikannya. Lalu manshur mengatakan, "Demi Allah, sesungguhnya
telah
meriwayatkan hadits ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi
saya tidak senang diriwayatkan dari saya di Bashrah ini." {Muslim
1/59}
58- Dari Jarir radhiyallahu 'anhu, dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Apabila seorang budak
melarikan diri (dari majikannya) maka shalatnya tidak diterima." {Muslim
1/59}
37. Sesungguhnya Penolongku Adalah Allah dan Orang Shalih dari
Kaum Mukminin
59- Dari Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu, dia berkata,
"Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
dengan jelas tanpa samar-samar, 'Ketahuilah sesungguhnya keluarga ayahku...
(yakni fulan) bukanlah penolongku. Sesungguhnya penolongku hanyalah Allah dan
orang shalih dari kaum mukminin' {Muslim 1/136}
38. Balasan Amal Kebaikan Orang Beriman Adalah di Dunia dan
Akhirat dan Balasan bagi Orang Kafir Hanya di Dunia
60- Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya
Allah tidak berbuat zhalim terhadap satu kebaikan orang mukmin, (Allah)
memberikan balasannya di dunia dan juga di akhirat. Adapun orang kafir hanya
diberikan kenikmatan atas (balasan) kebaikan yang telah dilakukan secara ikhlas
di dunia, sehingga ketika di akhirat tidak ada lagi balasan kebaikan yang
diberikan kepadanya" {Muslim 1/135}
39. Hakikat Islam dan Bagian-bagiannya
61- Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu
dia berkata, "Ada seorang laki-laki tua dari penduduk Najed datang kepada
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, kami hanya mendengar
dengung suaranya, namun kami tidak memahami apa yang dia katakan, sehingga dia
mendekat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba dia
bertanya tentang Islam? Rasulullah menjawab, "(Yaitu) shalat lima waktu dalam
sehari semalam." Laki-laki itu bertanya lagi, "Apakah ada shalat lain yang
wajib saya kerjakan?" Beliau menjawab, "Tidak ada, hanya shalat Sunah,
kemudian puasa di bulan Ramadhan" Laki-laki itu bertanya lagi, "Apakah ada
puasa lain yang wajib saya kerjakan?" beliau menjawab, "Tidak ada, kecuali
hanya puasa sunah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian
menyebutkan tentang Zakat, maka laki-Iaki itu bertanya, "Apakah ada kewajiban
selain zakat yang wajib saya bayarkan?" Beliau menjawab, "Tidak ada, kecuali
hanya sadaqah sunah" Thalhah mengatakan, "Laki-laki itu kemudian pulang
dengan berkata, 'Demi Allah, saya tidak akan menambah dan tidak akan
mengurangi." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Laki-laki itu beruntung jika ia jujur." Dalam riwayat lain disebutkan,
Thalhah berkata, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
'Demi ayahnya, laki-laki itu beruntung jika ia jujur." atau,... "Demi
ayahnya, laki-laki itu masuk surga jika ia jujur (dengan perkataannya)"
{Muslim 1/31-32}
40. Islam Didirikan Diatas 5 Dasar
62- Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, dari Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, "Islam
ditegakkan di atas lima dasar, (1) Tauhiidullah (mengesakan Allah) (2)
Mendirikan shalat (3) Menunaikan zakat (4) Puasa Ramadhan dan Haji."
Seseorang bertanya, "Apakah urutannya haji dahulu lalu
puasa bulan Ramadhan?" Rasulullah menjawab, "Tidak, puasa Ramadhan dan
kemudian Haji" Seperti inilah yang telah saya dengar dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam. {Muslim
1/34}
41. Ajaran Islam yang Terbaik
63- Dari Abdullah bin Amru
radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Ajaran Islam yang bagaimana
yang paling baik?" Beliau menjawab, "Kamu memberikan makanan dan mengucapkan
salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal"
{Muslim 1/47}
42. Islam, Haji dan Hijrah Melebur Dosa sebelumnya
64- Dari Ibnu Syimasah Al Mahri, ia berkata, "Kami mendatangi
Amru bin 'Ash radhiyallahu 'sebelum menjelang kematiannya, tiba-tiba ia
menangis sangat lama dan memalingkan wajahnya ke dinding sehingga putranya
berkata, "Wahai ayah! Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah memberikan kabar gembira dengan keadaanmu saat ini? Bukankah
Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam telah memberikan kabar gembira
dengan keadaanmu saat ini." Kata Ibnu Syimasah, "Kemudian Amru bin Ash
membalikkan wajahnya dan berkata, "Sesungguhnya yang paling utama menurut saya
adalah persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah. Sungguh saya dahulu berada pada tiga keadaan. Sesugguhnya saya menilai,
bahwasanya tidak ada seorangpun yang melebihi kebencianku terhadap Rasulullah
shallallahu 'alihi wasallam dan tidak ada seorangpun yang lebih senang
dari saya, kalau saya berhasil menangkap dan membunuhnya. Kalaulah saya mati
dalam keadaan seperti itu, maka pasti saya tergolong penghuni neraka. Namun
tatkala Allah menanamkan Islam di hati saya, lalu saya mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan saya berkata, "Sodorkan tanganmu maka
saya akan membaiatmu." Nabipun menyodorkan tangan kanannya (sebagai tanda beliau
menerimanya), lalu saya menggenggamkan tanganku. Beliau bertanya, "Ada apa
wahai 'Amru?' Ibnu Syimasah berkata, "Amru menjawab, 'Saya ingin meminta
syarat.' Beliau bertanya, 'Apa yang kamu syaratkan?' saya menjawab,
'Hendaklah saya diampuni,' Beliau bersabda, "Tidakkah kamu tahu bahwa
sesungguhnya Islam itu melebur dosa-dosa sebelumnya, bahwa hijrah (ke agama
Islam) itu melebur dosa-dosa sebelumnya, dan bahwa ibadah haji itu melebur
dosa-dosa sebelumnya?'.' (Sejak itu) Tidak ada seorangpun yang melebihi
kecintaanku padanya dan tidak ada seorangpun yang lebih mulia menurut saya dari
pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, serta saya tidak mampu
memenuhi ruang mata saya dengan diri Rasulullah karena saya mengagungkannya.
Seandainya saya dimintai untuk menyifatinya niscaya saya tidak akan mampu,
karena saya tidak bisa memenuhi ruang mata saya dengan diri beliau. Kalaulah
saya mati dalam keadaan seperti itu pasti saya berharap menjadi penghuni surga.
Kemudian saya diberi beberapa hal yang tidak saya ketahui bagaimana keadaan saya
didalam hal tersebut. Kalau saya mati janganlah kamu iringi dengan ratapan dan
api. Jika kamu mengubur saya uruklah dengan tanah, lalu berdoalah di sekitar
kuburanku kira-kira selama hewan kurban disembelih dan dibagikan dagingnya,
sehingga saya merasa tenang terhadap apa yang kamu lakukan dan saya bisa
mengetahui untuk menjawab (pertanyaan) para utusan Tuhan." {Muslim
1/78-79}
43. Orang yang Berbuat Baik dalam Islam maka
Tidak Dibebankan Atas Perbuatannya di Masa Jahiliyah
65- Dari Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alihi wasallam, " Wahai Rasulullah! apakah kami akan disiksa
sebab apa yang telah kami lakukan di masa jahiliyah?" Beliau menjawab,
"Barang siapa di antara kamu memperbaiki dirinya setelah masuk Islam maka ia
tidak disiksa atas apa yang telah ia lakukan pada masa jahiliyah, dan barang
siapa berbuat buruk setelah masuk Islam, maka ia akan disiksa atas perbuatannya
pada masa jahiliyah dan setelah Islam masuk. " {Muslim
1/77}
44. Mencaci Seorang Muslim Adalah Kefasikan
dan Membunuhnya Adalah Suatu Kekufuran
66- Dari Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, 'Mencaci maki orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya
adalah kekufuran.''' (Muslim 1/58)
45. Ganjaran bagi Seorang Muslim yang Senantiasa Meningkatkan
Amal Kebajikannya
67- Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, ''Allah Azza Wa Jalla telah berfiman, "Apabila
hamba-Ku berniat akan melakukan satu kebaikan maka Aku mencatat untuknya satu
kebaikan sebelum ia melakukannya, jika ia melakukannya maka Aku mencatat
untuknya sepuluh kali lipat. Apabila hamba-Ku berniat melakukan kejelekan maka
Aku ampuni selama ia belum melakukan kejelekan itu, jika dia melakukannya, maka
Aku mencatatnya seperti perbuatannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Malaikat bertanya, 'Wahai Tuhanku hamba-Mu berhasrat
melakukan suatu kejelekan sedangkan ia mengetahui tentang hasratnya?' Allah
menjawab, ' Perhatikanlah dia, kalau dia melakukan kejelekan itu, maka
tulislah sesuai dengan perbuatannya, dan jika ia meninggalkan kejelekan itu maka
tulislah baginya satu kebaikan, karena ia meninggalkan kejelekan itu demi Aku."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu meningkatkan kualitas
ke-Islamannya maka
setiap kebaikan yang ia lakukan dicatat sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat,
dan setiap kejelekan yang ia lakukan dicatat sepertinya sehingga ia
mati"
{Muslim 1/82}
68- Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah SWT
mengampuni (dosa) niat umatku untuk berbuat jelek selama mereka tidak
mengucapkan atau melakukannya" {Muslim
1/81}
46. Karakteristik Muslim Sejati
69- Dari Abdullah bin Amru bin Ash
radhiyallahu 'anhu, bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Bagaimana ciri seorang muslim
yang baik?" beliau menjawab, "(Yaitu) orang muslim yang lisan dan tangannya
tidak menyakiti muslim lainnya." {Muslim
1/48}
47. Status Amal Kebajikan Pada Masa Jahiliyyah (Sebelum Menjadi
Muslim)
70- Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa Hakim bin Hizam
memberitahukan kepadanya, "Sesungguhnya ia (Hakim bin Hizam) pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Wahai Rasulullah!
Bagaimana menurut engkau tentang kebajikan yang pernah saya lakukan pada masa
jahiliyah, seperti sedekah, memerdekakan budak atau silaturrahim, apakah ada
pahalanya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Kamu
telah masuk Islam dengan mendapatkan (pahala) segala amal kebajikanmu
sebelumnya" {Muslim 1/79}
48. Peringatan Ujian dari Allah
71- Dari Hudzaifah radiallahu anhu, dia
berkata, "Suatu hari kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
kemudian beliau bersabda, "Hitunglah berapa banyak orang yang mengucapkan
Islam?" Kami berkata, "Wahai Rasulullah! apakah engkau mengkhawatirkan kami
sedangkan kami berjumlah antara 600 hingga 700 orang?" Beliau bersabda,
"Sesungguhnya kalian tidak tahu kemungkinan kalian akan diuji." Hudzaifah
berkata, "Maka kamipun diberi ujian, sehingga membuat salah seorang dari kami
tidak melakukan shalat kecuali dengan sembunyi-sembunyi." {Muslim
1/91}
49. Keasingan Islam Pada Saat Muncul dan
Dipenghujung Masa
72- Dari Ibnu Umar RA, dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Sesungguhnya Islam
datang pertama kali terasa asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana
pertama kali muncul, dan Islam akan kembali berlindung di antara dua masjid
sebagaimana ular kembali berlindung ke dalam liangnya." {Muslim 1/90}
50. Peristiwa Penerimaan Wahyu Pertama
73- Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwasanya Aisyah
radhiyallahu 'anha, istri "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bercerita kepadaku. Aisyah berkata, "Bahwasanya wahyu pertama yang
diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah mimpi
yang benar di dalam tidur. Beliau tidaklah bermimpi kecuali impian itu datang
seperti cerahnya Subuh." Setelah mimpi tersebut beliau senang menyepi. Beliau
senantiasa menyempatkan diri menyendiri di gua Hira" untuk beribadah di malam
hari sebelum kembali ke keluarganya. Beliau membawa perbekalan untuk keperluan
itu, lalu pulang ke Khadijah kemudian membawa perbekalan seperti biasanya.
Sehingga (pada suatu hari) ketika beliau di gua Hira beliau dikejutkan oleh
wahyu Allah. Beliau didatangi oleh seorang malaikat, seraya berkata, "Bacalah!"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Saya tidak bisa
membaca." Beliau berkata, "Tiba-tiba malaikat itu memegang dan merangkulku
sehingga aku merasa lemas, kemudian malaikat itu melepaskanku dan berkata lagi,
"Bacalah!", saya menjawab, "Saya tidak bisa membaca' Maka malaikat itu
kembali memegang dan merangkulku sehingga aku merasa lemas, kemudian malaikat
itu melepaskanku lalu berkata, "Bacalah!" Maka saya menjawab, "Aku tidak bisa
membaca."" Malaikat itu kembali memegang dan merangkulku yang ketiga kalinya
sehingga aku benar-benar merasa lemas. Kemudian malaikat itu melepaskanku lalu
mengucapkan ayat (yang artinya), "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
tuhanmu adalah yang paling Mulia. Yang telah mengajarkan dengan pena. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al Alaq(96):
1-5). Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pulang dengan membawa wahyu itu dalam
keadaan badannya yang gemetaran (karena) ketakutan hingga beliau masuk ke tempat
Khadijah dan berkata, "Selimutilah Aku, selimutilah Aku" Maka mereka
(Khadijah dan keluarga) menyelimuti beliau hingga hilang rasa takutnya. Kemudian
beliau berkata kepada khadijah, "Wahai Khadijah! Ada apa dengan diriku ini?"
Beliau memberitahu kepada Khadijah apa yang telah terjadi, lalu beliau
berkata, "Sungguh aku merasa khawatir terhadap diriku." Dengan tenang
Khadijah berkata kepada beliau, "Jangan begitu, bergembiralah!, demi Allah
sesungguhnya Dia tidak akan menghinakanmu, karena engkau senantiasa menyambung
tali persaudaraan,
berkata benar, meringankan beban orang lain, membantu orang yang tak punya,
menghormati tamu dan menolong penegak kebenaran." Kemudian Khadijah
mempertemukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Waraqah bin Naufal
bin Asad bin Abdul Uzza, dia adalah putra paman Khadijah, saudara ayahnya.
Waraqah bin Naufal adalah penganut agama Nasrani pada masa Jahiliyah, ia menulis
kitab berbahasa Arab dan menulis kitab Injil ke dalam bahasa Arab atas kehendak
Allah SWT. Dia orang yang sangat tua lagi buta. Khadijah berkata kepadanya,
"Wahai Paman! Dengarlah putra saudaramu." Waraqah bin Naufal menjawab, "Wahai
keponakanku! Ada apa?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memberitahu Waraqah apa yang telah beliau alami. Lalu Waraqah berkata kepada
beliau, 'itu adalah malaikat yang telah diutus kepada Musa bin Imran
alaihissalam, Betapa senangnya aku, sekiranya aku masih muda perkasa dan
hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu." Rasulullah bertanya, "Apakah mereka
akan mengusirku?" Waraqah menjawab, "Ya, tidak ada seorang nabi yang membawa
seperti apa yang kamu bawa ini kecuali ia dimusuhi, dan seandainya saya masih
hidup pada saat kamu dimusuhi, maka saya akan menolongmu dengan sungguh-sungguh.
" {Muslim 1/97-98}
74- Dari Yahya, dia berkata, "Saya telah
bertanya kepada Abu Salamah, Ayat apa yang pertama kali diturunkan?" Ia
menjawab, "Yaa Ayyuhal Muddatstsir (Hai orang yang berselimut)." Saya
bertanya, "Atau Iqra'"? Ia menjawab, "Saya pernah bertanya kepada Jabir bin
Abdullah radhiyallahu 'anhu, ayat apa yang pertama diturunkan?" Ia
menjawab, "Yaa Ayyuhal Muddatstsir" Saya bertanya, "Apakah bukan Iqra'?"
Jabir menjawab, "Saya akan memberitakan kepada kamu sebagaimana yang diceritakan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kami. Beliau bersabda,
"Aku telah menyendiri beribadah (bertahannuts) di gua Hira' selama satu
bulan. Tatkala aku selesai satu bulan maka aku turun ke lembah tiba-tiba ada
suara memanggilku, maka saya menoleh ke depan, ke belakang, ke kanan dan ke
kiri, namun saya tidak melihat seorang pun. Kemudian saya dipanggil lagi, namun
saya tidak melihat seorangpun, kemudian saya dipanggil lagi, maka saya angkat
kepala saya, ternyata suara itu adalah Jibril AS di atas 'Arsy. Sungguh ia telah
membuat saya sangat gemeter, lalu saya mendatangi Khadijah dan saya katakan,
"Selimutilah aku", maka ia dan keluargapun menyelimuti aku dan menuangkan air
kepadaku, kemudian Allah menurunkan ayat (yang artinya), "Hai Orang yang
berselimut! Bangunlah lalu berikanlah peringatan (kepada kaummu). Dan
besarkanlah nama tuhanmu serta sucikanlah dirimu. " {Muslim
1/99}
51. Wahyu yang Paling Banyak Diturunkan Secara Beruntun
75- Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
dia berkata, "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla menurunkan wahyu kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara berturut-turut sebelum
beliau wafat hingga beliau wafat, dan wahyu yang paling banyak diturunkannya
adalah pada hari Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam akan wafat."
{Muslim 8/238}
52. Isra' Mi'raj Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan
Perintah Shalat
76- Dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah bersabda, "Telah didatangkan kepadaku Buraq (oleh Jibril AS) yaitu
hewan putih tinggi, yang lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari kuda,
yang bisa meletakkan kakinya sejauh pandangannya." Beliau berkata, "Maka
aku menaikinya hingga aku sampai di Baitul Maqdis, lalu aku turun mengikatnya
dengan tali yang biasa dipakai oleh para nabi." Beliau berkata,
"Kemudian aku masuk ke masjid Aqsha lalu aku shalat
dua rakaat di situ, kemudian aku keluar. Kemudian Jibril AS membawakanku satu wadah khamer dan satu
gelas susu, maka aku memilih susu, lalu Jibril berkata kepadaku, "Engkau telah
memilih kesucian" Kata beliau, "Kemudian Buraq tersebut bersamaku naik ke
langit, maka Jibril meminta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya, "Siapa
kamu? " Jibril menjawab, "Jibril. " Ia ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu? " Ia
menjawab, "Muhammad. " Ia ditanya lagi, "Apakah dia telah diutus?" Ia menjawab,
"Dia telah diutus." Kamipun dibukakan pintu lalu aku bertemu Adam. Ia
menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku." Kemudian buraq tersebut naik
bersama kami ke langit kedua, maka Jibril AS mohon dibukakan pintu, lalu
ditanya, "Siapa kamu?" Dia menjawab, "Jibril" Dia ditanya lagi, "Siapa yang
bersamamu?" Dia menjawab, "Muhammad" Dia ditanya lagi, "Apakah dia telah diutus
kepada-Nya? " Dia menjawab, "Dia telah diutus. " Kata Nabi, Maka kami dibukakan
pintu lalu aku bertemu dengan dua orang sepupuku, yaitu Isa bin Maryam dan Yahya
bin Zakaria 'alaihissalam, maka keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan
untukku. " Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit tiga, maka
Jibril 'alaihissalam mohon dibukakan pintu, lalu ia ditanya, "Siapa kamu!" Dia
menjawab, "Jibril" Dia ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu? " Dia menjawab,
"Muhammad. " Dia ditanya lagi, "Apakah dia telah diutus kepada-Nya? " Dia
menjawab, " Dia telah diutus kepada-Nya . " Kata Nabi, "Maka kami dibukakan
pintu, lalu aku bertemu Nabi Yusuf 'alaihissalam, yang telah dianugerahi
setengah dari ketampanan orang sejagat. " Kata Nabi, "Maka Yusuf menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku. " Kemudian Buraq tersebut naik
bersama kami ke langit yang ke empat, maka Jibril 'alaihissalam mohon dibukakan
pintu, lalu ia ditanya, "Siapa kamu!" Dia menjawab, "Jibril. " Dia ditanya lagi,
"Siapa yang bersamamu?." Dia menjawab, "Muhammad." Dia ditanya lagi, "Apakah dia
telah diutus kepada-Nya?" Dia menjawab, "Dia telah diutus kepada-Nya. " Kata
Nabi, "Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu Idris, dia menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku. " Allah Azza wa Jalla telah berfirman (untuknya),
"Dan kami telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi. " Kemudian Buraq tersebut
naik bersama kami ke langit kelima, maka Jibril 'alaihissalam mohon dibukakan
pintu, lalu ia ditanya, "Siapa kamu!" Dia menjawab, "Jibril. " Dia ditanya lagi,
"Siapa yang bersamamu? " Dia menjawab, "Muhammad. " Dia ditanya lagi, "Apakah
dia telah diutus kepada-Nya " Dia menjawab, "Dia telah diutus
kepada-Nya." Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berkata, "'Maka kami dibukakan pintu,
lalu aku bertemu dengan Harun 'alaihissalam, dia menyambutku dan mendoakan
kebaikan untukku." Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit ke enam,
maka Jibril 'alaihissalam mohon dibukakan pintu, lalu ia ditanya, "Siapa kamu!"
Dia menjawab, "Jibril. " Dia ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu? " Dia
menjawab, "Muhammad. " Dia ditanya lagi, "Apakah dia telah diutus kepada-Nya? "
Dia menjawab, "Dia telah diutus kepada-Nya. " Kata Nabi, "Maka kami dibukakan
pintu, lalu aku bertemu dengan Musa 'alaihissalam, lalu dia menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku." Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit
yang ke tujuh, maka Jibril 'alaihissalam mohon dibukakan pintu, lalu ia ditanya,
"Siapa kamu'." Dia menjawab, "Jibril. " Dia ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?
" Dia menjawab, "Muhammad. " Dia ditanya lagi, "Apakah dia telah diutus
kepada-Nya? " Dia menjawab, "Dia telah diutus kepada-Nya. " Kata Nabi, "Maka
kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Ibrahim 'alaihissalam yang sedang
menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur, yang mana setiap harinya dimasuki
oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak masuk lagi sesudahnya (yakni 70.000
malaikat yang masuk Al Baitul Ma 'mur setiap harinya selalu pendatang baru)."
Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul-Muntaha yang (lebar)
dedaunannya seperti telinga gajah dan (besar) buah-buahnya seperti tempayan
besar Kata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Tatkala perintah Allah memenuhi
Sidratul Muntaha, maka Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari
makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena
keindahannya. Maka Allah SWT memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku shalat lima
puluh kali dalam sehari semalam. Kemudian aku turun dan bertemu Musa
'alaihissalam, lalu ia bertanya, "Apa yang diwajibkan Tuhanmu terhadap umatmu?"
Aku menjawab, "Shalat Lima puluh kali. " Dia berkata,
"Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya umatmu
tidak
akan mampu melakukan hal itu. Sesungguh aku telah menguji Bani Israil dan aku
telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka. " Kata Nabi, "Aku akan
kembali kepada Tuhanku lalu aku memohon, 'Ya Tuhan! Berilah keringanan kepada
umatku!' Maka aku diberi keringanan lima Shalat. Lalu aku kembali kepada Musa
'alaihissalam kemudian aku berkata padanya, "Allah telah memberiku keringanan
(hanya) lima kali." Musa mengatakan, "Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu
melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan. "
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata,
"Aku terus mondar-mandir antara Tuhanku dengan Musa 'alaihissalam sehingga
Tuhanku mengatakan, "Hai Muhammad! Sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali
dalam sehari semalam, tiap shalat mendapat pahala sepuluh kali lipat, maka lima
kali shalat sama dengan lima puluh kali shalat. Barang siapa berniat melakukan
satu kebaikan, lalu ia tidak melaksanakannya maka dicatat untuknya satu
kebaikan, dan kalau ia melaksanakannya maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan.
Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun ia tidak melaksanakan-nya,
maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali, dan jika ia melaksanakannya
maka hanya dicatat satu kejelekan. " Kata Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, "Kemudian aku turun hingga bertemu Musa 'alaihissalam, lalu aku
beritahukan kepadanya, maka dia mengatakan, 'Kembalilah kepada Tuhanmu dan
mintalah keringanan lagi.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata,
"Lalu aku menjawab, 'Aku telah berulang kali kembali kepada tuhanku sehingga aku
merasa malu kepada-Nya.'" {Muslim
1/99-101}
53. Penuturan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Tentang Para Nabi 'Alaihissalam
77- Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu,
ia berkata, "Pada suatu hari kami berjalan bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam antara Makkah dan Madinah, lalu kami melewati sebuah
lembah, beliau bertanya, "Lembah apa ini?'" Para sahabat menjawab, "Lembah
Azraq." Rasulullah shallallahu 'alaihi berkata, "Sepertinya aku melihat
Musa 'alaihissalam (Lalu beliau menyebutkan warna kulit dan rambutnya
yang tidak dihapal oleh Daud) melewati lembah ini sambil meletakkan dua jari di
telinganya seraya membaca Talbiyah kepada Allah SWT dengan suara yang lantang.
Kata Ibnu Abbas, "Kemudian kami berjalan sehingga kami sampai di suatu celah,
lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, 'Celah apa
ini?' Para sahabat menjawab, 'Harsya atau Laftun.' Beliau berkata,
'Sepertinya aku melihat Yunus 'alaihissalam menunggang unta merah dengan
mengenakan jubah bulu, tali kekang untanya adalah pintalan serat, melewati
lembah ini sambil membaca talbiyah.'" {Muslim 1/106}
78- Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ketika aku diisra'kan, aku bertemu Musa 'alaihissalam. " Beliau
menyebutkan ciri-cirinya, "Musa adalah seorang ksatria, rambutnya bergelombang,
sepertinya dia berasal dari bani Syanuah." Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Aku juga bertemu Isa 'alaihissalam". Beliau
menyebutkan ciri-cirinya. "Dia berperawakan sedang dan rambutnya
kepirang-pirangan, sepertinya dia berasal dari Dimas (yakni Hammam)." Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Aku juga bertemu Ibrahim
'alaihissalam dan aku adalah anak (cucu) yang paling mirip dengannya."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kemudian aku diberi
dua gelas, yang satu berisi susu dan yang lainnya berisi Khamer, lalu dikatakan
kepadaku, "Ambillah mana yang kamu suka," maka aku mengambil gelas yang berisi
susu dan meminumnya. Maka Jibril berkata kepadaku, "Engkau telah memilih
kesucian diri. Sungguh seandainya bila engkau mengambil khamer maka umatmu akan
tersesat." {Muslim 1/106-107}
54. Penuturan Nabi SAW Tentang Isa Al Masih dan Dajjal
79- Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu
dia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu beliau bersabda,
"Sesungguhnya Allah SWT tidaklah buta sebelah. Ketahuilah, sesungguhnya mata
kanan Dajjal itu buta, biji matanya bagai buah anggur yang menonjol ke depan"
Kata Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Aku pernah bermimpi di sisi ka'bah lalu di situ ada seorang
laki-laki yang berkulit sawo matang, sepertinya dia orang berkulit sawo matang
yang paling tampan, rambutnya panjang lagi berombak sampai ke pundak dan ia
memerciki kepalanya dengan air. Dia meletakkan kedua tangannya di atas pundak
dua orang laki-laki dan bertawaf di Baitullah dengan didampingi dua orang
laki-laki tersebut, kemudian aku bertanya, 'Siapa ini?' Mereka menjawab, 'Isa
putra Maryam.' Dibelakangnya kamu lihat seorang laki-laki berambut keriting dan
mata kanannya buta, seolah-olah mirip dengan seseorang yang pernah aku lihat
yaitu Ibnu Qathan. Laki-laki tersebut meletakkan lengannya di atas pundak dua
orang laki-laki sambil thawaf di Baitullah, lalu aku bertanya, 'Siapa ini?
Mereka menjawab, Ini adalah Al Masih Ad-Dajjal. "' {Muslim
1/107}.
55. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam Shalat Bersama
Para Nabi 'Alaihissalam
80- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah bersabda,
'Sungguh aku pernah berada di dekat Hijr Ismail dan orang-orang Quraisy bertanya
kepadaku tentang (perjalanan) israku. Mereka bertanya kepadaku tentang hal-hal
yang berkaitan dengan Baitul Maqdis yang aku tidak mengetahuinya secara pasti,
tiba-tiba aku merasa bingung yang tidak pernah aku rasakan. Nabi SAW berkata,
"Maka Allah mengangkat Baitul Maqdis ke dekatku lalu aku melihatnya. (Hingga)
Tidak ada pertanyaan yang mereka lontarkan kepadaku kecuali aku dapat
menjawabnya." Sungguh aku pernah berada di jamaah para Nabi. Tiba-tiba di situ
ada Musa AS berdiri melakukan shalat. Dia adalah seorang laki-laki yang
berperawakan tinggi langsing dan berambut keriting sepertinya dia dari kaum
Syanuah. Di situ terdapat pula Isa bin Maryam berdiri melakukan shalat, dan
orang yang paling mirip dengannya adalah 'Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi. Ada pula
Ibrahim AS berdiri melakukan shalat. Orang yang paling mirip dengannya adalah
teman kalian (yakni diri Rasulullah SAW sendiri). Kemudian tibalah waktu shalat,
lalu aku menjadi imam mereka. Tatkala aku selesai shalat, seseorang berkata
kepadaku, "Hai Muhammad! Ini adalah malaikat Malik, penjaga neraka, maka ucapkan
salam kepadanya." Lalu aku menoleh kepadanya kemudian dia mendahuluiku
mengucapkan salam." {Muslim 1/108-109}
56. Nabi SAW Tiba di Sidratul Muntaha
81- Dari Abdullah bin Mas'ud RA, ia berkata, Ketika Rasululah
SAW diisra'kan, sampai perjalanan terakhir ke Sidratul Muntaha yang
berada di langit ke enam. Di Sidratul Muntaha itulah batas akhir
perjalanan mi'raj Nabi SAW dari bumi, lalu beliau berhenti, dan di Sidratul
Muntaha itulah batas perjalanan beliau turun dari tempat yang lebih atas
lalu beliau berhenti di situ. Beliau menjelaskan Sidratul Muntaha dengan
menuturkan firman Allah, "Muhammad melihat Jibril ketika Sidratul Muntaha
diliputi oleh sesuatu yang meliputinya" (Qs. An-Najm (16): 53) Beliau
berkata, "Lantainya terbuat dari emas" Abdullah bin Mas'ud berkata,
"Kemudian Rasulullah SAW diberikan tiga hal; shalat lima waktu, bagian akhir
surah Al Baqarah, dan diberikan ampunan untuk umatnya yang tidak menyekutukan
Allah dengan selain-Nya yang mencelakakan." {Muslim 1/109}
57. Tentang firman Allah, "Maka jadilah Jibril dekat dengan
Muhammad sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi."
82- Dari Asy-Syaibani, dia berkata, Saya pernah bertanya kepada
Zirr bin Hubaisy RA tentang firman Allah Azza wa Jalla, "Maka jadilah Jibril
dekat dengan Muhammad sedekat dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi."
(Qs. An-Najm (9):53) Maka Zirr bin Hubaisy menjawab, "Ibnu Ma'ud RA
bercerita padaku bahwasanya Nabi SAW melihat Jibril AS yang mempunyai 600
sayap." {Muslim 1/109-110}
83- Dari Ibnu Abbas RA, dia menjelaskan firman Allah,
"Hati Muhammad tidak mendustakan apa yang telah ia lihat...dan sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain."
(Qs. An-Najm (53): 11-13) Ibnu Abbas RA berkata, "Muhammad SAW melihat
Jibril dua kali dengan hatinya." {Muslim 1/110}
Catatan Syaikh Al-Albani:
Saya berkata, Status Hadits ini adalah
mauquf, karena pemahaman hadits ini bahwa Muhammad tidak melihat Jibril dengan
matanya sendiri. Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits 'Aisyah yang lalu
bahwasanya 'Aisyah meniadakan ru'yah tersebut, karena yang dimaksud ru'yat di
sini adalah ru'yatul 'aini (melihat langsung). Sebagaimana dalam hadits Abu
Dzar, dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW Apakah engkau
telah melihat Tuhanmu? Beliau menjawab/'Nur (cahaya), sesungguhnya aku
melihatnya. Pada sisi lain hadits ini bertentangan dengan hadits 'Aisyah,
bahwasanya dalam hadits ini 'Aisyah bertanya kepada Nabi SAW tentang firman
Allah (yang artinya), "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril dalam
rupanya yang asli pada waktu yang lain"? Beliau menjawab. "Bahwasanya dia adalah
Jibril AS." Dan dari sini tidak diragukan lagi bahwa hadits marfu' didahulukan daripada yang
mauquf"
58. Melihat Allah yang Maha Mulia
84- Dari Masruq, dia berkata, "Saya pernah
duduk sambil bersandar di samping Aisyah, lalu dia berkata, "Wahai Aba 'Aisyah!
Tiga perkara
apabila seseorang berbicara dengan salah satunya, maka ia telah berbuat
kebohongan besar terhadap Allah," Saya bertanya, "Apa tiga perkara tersebut?,"
Aisyah berkata, "Barang siapa yang mengatakan bahwa Muhammad SAW melihat
Tuhannya, maka ia sungguh telah membuat kebohongan besar terhadap Allah SWT."
Masruq berkata, "Saya semula bersandarkan tongkat lalu duduk dan kemudian saya
berkata, 'Wahai Ummul Mukminin! Tunggulah sebentar jangan tergesa-gesa. Tidakkah
Allah SAW berfirman, "Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk
yang terang (Qs. At-Takwir (81): 23), dan ayat lain, "Dan sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain.'"
(QS. An-Najm (53): 13) Kemudian Aisyah RA berkata, "Saya adalah orang
pertama yang menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW Lalu beliau menjawab,
'Sesungguhnya yang aku lihat itu adalah Jibril AS, dan aku tidak pernah
melihat wujud aslinya kecuali hanya dua kali saja (sebagaimana dalam ayat di
atas). Aku melihatnya turun dari langit tampak dengan kebesarannya (tubuhnya)
antara langit dan bumi." Aisyah berkata, "Tidakkah kamu mendengar bahwa
Allah Ta'ala berfirman, "Semua penglihatan tidak mampu menjangkau-Nya,
sedangkan Dia (Allah) menjangkau segala penglihatan dan Dialah Maha Halus Lagi
Maha Mengetahui (Qs. Al An'am (6): 103) Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah
Azza Wa Jalla berfirman, "Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun
bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau
dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana" (Qs. Asy-Syu'ara (26): 51) Aisyah berkata, "Dan
barang siapa mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW menyembunyikan sesuatu dari Al
Quran, sungguh ia telah membuat kebohongan besar terhadap Allah SWT, dan Allah
berfirman, "Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Jika kamu tidak melakukan itu maka kamu tidaklah menyampaikan
risalahmu. " (Qs. Al Maaidah (5): 67) Lalu ia berkata,
"Barang siapa mengatakan bahwasanya Muhammad SAW mengetahui apa yang akan
terjadi esok hari, maka sungguh ia telah membuat kebohongan besar terhadap Allah
SWT, padahal Allah telah berfirman, "katakanlah (Muhammad)! Tidaklah ada
orang dilangit dan di bumi yang mengetahui kegaiban kecuali Allah. (Qs.
An-Naml (27): 65) Daud menambahkan, Aisyah berkata, "Seandainya Muhammad SAW
menyembunyikan sebagian dari (wahyu) yang telah diturunkan
kepadanya, maka ia pasti menyembunyikan ayat ini, "Dan ingatlah
ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya,
dan kami juga telah memberi nikmat kepadanya "Tahanlah terus istrimu dan
bertawakkallah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa
yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah
yang lebih berhak untuk kamu takuti. " {Muslim
1/110}
85- Dari Abu Musa RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah
menyampaikan kepada kami lima kalimat, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla tidak pernah tidur dan Dia tidak akan tidur, Dia mengurangi
dan menambah pembagian (balasan amal), amal di malam hari disampaikan
kepadanya-Nya sebelum amal siang hari, dan amal siang hari disampaikan
kepada-Nya sebelum amal malam hari. Hijab-Nya adalah cahaya (menurut riwayat
lain, api). Seandainya Dia membuka hijab itu, maka keagungan wajah-Nya membakar
makhluk yang dilihat-Nya" {Muslim 1/111}
86- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya para sahabat bertanya
kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah! Apakah kita bisa melihat (Dzat) Allah
pada hari kiamat nanti?" Rasulullah menjawab, "Apakah penglihatan kalian
terhalangi ketika melihat bulan pada malam purnama? Mereka menjawab, "Tidak,
wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi, "Apakah penglihatan kalian
terhalangi ketika melihat matahari yang tidak tertutup awan?" Mereka
menjawab, "Tidak!" Beliau bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian akan melihat
Allah seperti itu." Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lalu
Dia berfirman, "Barang siapa yang menyembah sesuatu maka ikutlah bersamanya."
Kemudian penyembah matahari mengikuti matahari, penyembah bulan mengikuti bulan,
penyembah berhala mengikuti berhala, dan tinggal umat ini yang terdapat di
dalamnya kelompok orang munafik. Lalu Allah Ta'ala mendatangi mereka
bukan dalam rupa yang mereka kenali, kemudian Dia berfirman, "Aku adalah
Tuhanmu." Mereka menjawab, "Kami berlindung kepada Allah dari Mu, kami akan
tetap di tempat kami sehingga Tuhan kami datang kepada kami. Kalau Tuhan kami
datang, kami pasti mengenal-Nya." Kemudian Allah SWT datang kepada mereka dengan
rupa yang mereka kenal, lalu berfirman, "Aku adalah Tuhanmu." Mereka menjawab,
"Engkaulah Tuhan kami, maka mereka mengikuti-Nya." Kemudian As-Sirath
dibentangkan di atas neraka Jahannam lalu aku dan umatku adalah orang pertama
yang melintasinya. Pada hari itu tidak ada yang (memiliki hak) bicara kecuali
para Rasul. Dan doa para Rasul pada hari itu adalah, "Ya Allah berikanlah
keselamatan, berikanlah keselamatan. " Di dalam neraka Jahannam terdapat
besi tajam seperti duri as-sa'dan. "Tahukah kalian as-sa'dan itu?" Mereka
menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Sesungguhnya besi tersebut
seperti duri as-sa'dan hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran
besarnya kecuali Allah. Besi itu akan menyambar manusia sesuai perbuatan mereka,
di antara mereka ada yang celaka karena amalnya, dan sebagian mereka ada yang
bisa melintasinya hingga selamat. Sehingga ketika Allah selesai menghukumi
hamba-hamba-Nya dan dengan rahmat-Nya, Dia berkehendak mengeluarkan orang yang
dikehendaki-Nya dari penghuni neraka. Dia memerintahkan para malaikat agar
mengeluarkan penghuni neraka yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun, yang tergolong orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk diberikan rahmat,
(yaitu) orang yang mengucapkan, Laa Ilaaha Ilallahu. Para malaikat
mengenali mereka di dalam neraka melalui tanda bekas sujud (atsarus-sujud)
di keningnya. Api neraka melalap seluruh tubuh manusia kecuali bekas
sujudnya, karena Allah melarang api neraka membakar bekas sujudnya. Kemudian
mereka dikeluarkan dari neraka dan mereka telah hangus, lalu mereka disiram
dengan air kehidupan sehingga mereka tumbuh segar sebagaimana biji-bijian tumbuh
di tanah yang dialiri air. Setelah Allah selesai menghakimi para hamba-Nya,
tinggallah seorang sedang menghadap ke neraka dan dia adalah calon penghuni
surga yang masuk paling akhir. Lalu ia berkata, "Wahai Tuhan! Palingkanlah
wajahku dari neraka, karena uap neraka meracuniku dan kobaran apinya
membakarku." Lalu orang itu memohon kepada Allah dengan doa yang Allah
kehendaki, kemudian Allah SWT bertanya kepadanya, "Jika Aku kabulkan
permintaanmu itu apakah kamu ingin meminta yang lainnya?" Orang itu menjawab,
"Tidak, aku tidak meminta kepada Mu yang lainnya." Kemudian Allah memberinya apa
yang Dia kehendaki dengan (berpegang) pada janji-janjinya. Lalu Allah
memalingkannya dari neraka. Maka tatkala orang itu sampai di surga dan
melihatnya, atas izin Allah ia terdiam, lalu dia berkata, "Wahai Tuhanku!
Dekatkanlah saya ke pintu surga." Allah berseru kepadanya, "Tidakkah kamu telah
memberikan janji-janji untuk tidak meminta kembali kepada-Ku selain apa yang
telah Aku berikan kepadamu? Celakalah kamu wahai Manusia! mengapa kamu
mengingkari janji?" Kemudian orang itu berkata, "Wahai Tuhanku!" dan orang itu
memohon kepada Allah sehingga Allah berfiman kepadanya, "Jika Aku mengabulkan
permintaanmu, apakah kamu ingin meminta yang lain lagi?" Orang itu menjawab,
"Demi keagungan-Mu, aku tidak meminta yang lainnya." Maka Allah memberikan orang
itu apa yang Dia kehendaki dengan janji-janjinya, lalu Allah mendekatkannya ke
pintu surga. Ketika ia berdiri di pintu surga, telah tampak di hadapannya
keluasan surga, ia menyaksikan kenikmatan dan kebahagiaan dalam surga, lalu atas
kehendak Allah ia terdiam, kemudian dia berkata, "Ya Tuhanku! Masukkanlah saya
ke dalam surga." Kemudian Allah berseru padanya, "Tidakkah kamu telah berjanji
untuk tidak meminta selain apa yang telah Aku berikan padamu? Celakalah kamu
manusia, mengapa kamu mengingkari janji?" Kemudian orang itu berkata, "Ya Tuhan,
saya bukanlah makhluk-Mu yang paling celaka." Orang itu selalu berdoa kepada
Allah sehingga Allah SWT tertawa karenanya dan ketika Allah tertawa, Allah
berseru, "Masuklah kamu ke surga." Ketika orang itu masuk ke surga, Allah
berseru kepadanya, "Berharaplah", kemudian orang itu meminta kepada Allah dan
berharap, sehingga Allah mengatakannya tentang ini dan itu, maka tatkala
harapannya putus, Allah SWT berfirman, "Itu adalah bagianmu, dengan ditambah
satu lagi seperti itu." Atha' bin Yazid berkata, Abu Sa'id Al Khudri tidak
menolak hadits Abu Hurairah ini, bahkan ketika Abu Hurairah menuturkan bahwa
Alah SWT berseru kepada orang tersebut, "Wa Mitsluhu ma'ahuu" Menurut Abu
Sai'id bunyinya adalah, "Wa Asyaratu amtsaalihii ma'ahuu (dan ditambah
lagi sepuluh kali lipat) wahai Abu Hurairah." Kata Abu Hurairah, "Saya tidak
ingat atau hafal dalam hadits ini kecuali seruan Allah SWT yang berbunyi
Dzaalika laka wa mitsluhu ma'ahu (itu adalah untukmu dan ditambah satu
kali lipat)." Kata Sa'id saya bersaksi bahwasanya saya menghafal sabda
Rasulullah SAW yang berbunyi, Dzaalika laka wa 'asyratu amtsaalihi (itu
adalah untukmu dan ditambah lagi sepuluh kali lipat yang sepertinya)" Kata Abu
Hurairah, "Orang itulah penghuni surga yang masuk paling akhir." {Muslim
1/112-114}
59. Keluarnya Orang-orang Bertauhid dari Neraka
87- Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, dia berkata.
bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Adapun penghuni neraka yang abadi.
(mereka) tidak mati dan tidak hidup di dalamnya, namun orang-orang di antara
kamu yang masuk neraka karena dosa mereka (atau karena kesalahan mereka), maka
Allah SWT mematikan (menyiksa) mereka satu kali, sehingga apabila mereka telah
menjadi arang, mereka diberi syafaat lalu dibawa berkelompok-kelompok kemudian
dihamburkan ke dalam sungai surga, lalu dikatakan kepada penghuni surga,
"'Sirami mereka dengan air." Maka mereka tumbuh segar seperti tumbuhnya
biji-bijian yang teraliri air.' Salah seorang dari satu kaum berkata.
"Seakan-akan Rasulullah SAW berada di padang sahara." (Muslim 1/118}
88- Dari Anas, dari Ibnu
Mas'ud RA bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Orang yang masuk surga
paling akhir adalah orang yang setiap kali melangkah ia tersungkur dan
dihanguskan oleh api neraka. Tatkala orang itu telah melewati neraka, maka dia
menoleh ke neraka lalu berkata, "Maha Suci Allah yang telah menyelamatkan saya
darimu, sungguh Dia telah memberiku sesuatu yang tidak Dia berikan kepada orang
lain dari kelompok yang pertama dan yang terakhir." Kemudian orang tersebut
ditunjukkan pada sebuah pohon lalu dia berkata, "Ya, Tuhan! Dekatkanlah saya
dengan pohon ini agar saya bisa berteduh dan meminum airnya." Maka Allah Azza
wa Jalla berfirman, "Hai Manusia jika Aku memberikan hal itu kepadamu
apakah kamu akan meminta lagi yang lain?" Orang itu menjawab, "Tidak. wahai
Tuhan." Orang itu berjanji tidak akan meminta yang lain lagi dari Allah, dan
Allah menerima alasan orang itu, karena Allah mengetahui ketidak sabarannya,
kemudian Allah mendekatkannya ke pohon tersebut sehingga ia berteduh dan meminum
airnya. Kemudian orang itu ditunjukkan pohon lain yang lebih bagus dari
pohon yang pertama. Orang itu berkata, "Ya Tuhan! Dekatkanlah saya kepada pohon
ini agar saya bisa meminum airnya serta berteduh di bawahnya, dan saya tidak
akan meminta yang lain lagi." Maka Allah berfirman, "Hai Manusia! Tidakkah
kamu telah berjanji kepada-Ku untuk tidak meminta yang lain lagi?" Orang itu
berkata, "Tidak!, saya tidak akan meminta dari-Mu Allah yang lainnya." Maka
Allah berfirman, "Jika Aku mendekatkanmu kepada pohon itu, apakah kamu akan
meminta yang lain lagi dari-Ku!" Kemudian orang itu berjanji kepada Allah
untuk tidak meminta yang lain lagi dari-Nya dan Allah SWT menerima alasan orang
itu karena Dia mengetahui ketidak-sabarannya. lalu Allah mendekatkan orang
tersebut kepada pohon itu, kemudian orang tersebut berteduh dan meminum airnya.
Kemudian orang itu ditunjukkan pada sebuah pohon di pintu
surga yang lebih bagus dari dua pohon sebelumnya. Kemudian orang itu berkata,
"Ya Tuhan! Dekatkanlah saya kepada pohon ini agar saya bisa berteduh dan meminum
airnya, saya tidak akan meminta yang lain lagi kepada-Mu. Kemudian Allah
berfirman, "Hai manusia! Tidakkah kamu telah berjanji kepada-Ku untuk tidak
meminta yang lain lagi dari-Ku?' Orang itu menjawab, "Ya, wahai Tuhanku!
Kali ini saya tidak akan meminta yang lain lagi kepada-Mu." Allah SWT menerima
alasan orang itu karena Dia mengetahui ketidak-sabarannya, lalu Allah
mendekatkannya kepada pohon tersebut. Ketika Allah telah mendekatkan orang itu
kepada pohon tersebut. ia mendengar suara penghuni surga lalu berkata,
"Ya,Tuhan! Masukkanlah aku ke dalam surga!" Allah berfirman, "Hai manusia'.
Mengapa kamu mengingkari janjimu pada-Ku? apakah kamu rela kalau Aku memberimu
dunia dengan ditambah lagi satu dunia yang sama?' Orang itu menjawab, "Ya
Tuhanku! Apakah Engkau menertawakanku sedangkan Engkau adalah Penguasa alam
semesta." Kemudian Ibnu Mas'ud tertawa, lalu berkata, "Mengapa kamu sekalian
tidak bertanya tentang apa yang membuatku tertawa?" Para sahabat menjawab,
"Mengapa kamu tertawa?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Demikianlah Rasulullah SAW
tertawa." Para sahabat bertanya, "Apa yang membuat engkau tertawa wahai
Rasulullah?," Beliau menjawab, "Karena tertawanya Penguasa alam semesta
ketika orang tersebut mengatakan kepada Allah, 'Apakah Engkau menertawakan saya
sedangkan Engkau adalah Penguasa alam semesta?' Allah berfirman,
"Sesungguhnya Aku tidak menertawakanmu, tetapi Aku Maha Kuasa atas apa yang
Aku kehendaki." {Muslim 1/119-120}
89- Dari Abu Az-Zubair bahwasanya dia mendengar
Jabir bin Abdullah RA ditanya tentang perjalanan manusia pada hari kiamat?
kemudian dia menjawab, "Kita datang pada hari kiamat dari tempat ini dan itu,
lihatlah yakni itu tempat yang tinggi di atas manusia." Jabir berkata, "Para
umat dipanggil bersama berhala-berhala mereka dan apa yang pernah mereka sembah
secara berurutan. Kemudian Tuhan kita datang kepada kita sesudah itu, lalu Dia
berkata, 'Siapa yang kalian tunggu?' Mereka menjawab, 'Kami sedang menunggu
Tuhan kami,' Lalu Dia berkata, "Akulah Tuhanmu." mereka berkata, "(Tampakkanlah)
hingga kami melihat-Mu." Lalu Allah menampakkan diri-Nya kepada mereka dengan
tersenyum. Jabir berkata, "Kemudian Dia pergi bersama mereka dan merekapun
mengikuti-Nya, lalu Dia memberikan cahaya kepada setiap orang dari mereka, baik
orang munafik ataupun mukmin, kemudian mereka mengikuti-Nya. Di atas jembatan
jahannam terdapat besi panas dan tajam serta duri yang menarik orang-orang yang
dikehendaki oleh Allah Ta'ala, kemudian cahaya orang-orang munafik dipadamkan,
dan selamatlah orang-orang mukmin. Maka selamatlah kelompok pertama sebanyak
70.000 orang yang tidak dihisab, wajah-wajah mereka bagaikan cahaya rembulan di
malam purnama. Kemudian disusul oleh kelompok setelah mereka, (wajah-wajah
mereka) bagaikan sinar bintang di langit, demikian seterusnya. Kemudian tibalah
syafaat, dan mereka (yang berhak) mendapat syafaat, sehingga orang yang (pernah)
mengucapkan Laa ilaaha Illa Allah keluar dari neraka. Yang mana di dalam
hatinya terdapat kebaikan walaupun hanya seberat biji gandum. Kemudian mereka
diletakkan di halaman surga, dan para penghuni surga menyiramkan air kepada
mereka, sehingga mereka tumbuh segar bagaikan tumbuhnya suatu benih yang dialiri
air, dan bekas sengatan api hilang seketika. Kemudian memohon kepada Allah,
sehingga dunia dan sepuluh sepertinya disediakan untuknya. {Muslim
1/122}
89- Dari Abu Az-Zubair bahwasanya dia mendengar
Jabir bin Abdullah RA ditanya tentang perjalanan manusia pada hari kiamat?
kemudian dia menjawab, "Kita datang pada hari kiamat dari tempat ini dan itu,
lihatlah yakni itu tempat yang tinggi di atas manusia." Jabir berkata, "Para
umat dipanggil bersama berhala-berhala mereka dan apa yang pernah mereka sembah
secara berurutan. Kemudian Tuhan kita datang kepada kita sesudah itu, lalu Dia
berkata, 'Siapa yang kalian tunggu?' Mereka menjawab, 'Kami sedang menunggu
Tuhan kami,' Lalu Dia berkata, "Akulah Tuhanmu." mereka berkata, "(Tampakkanlah)
hingga kami melihat-Mu." Lalu Allah menampakkan diri-Nya kepada mereka dengan
tersenyum. Jabir berkata, "Kemudian Dia pergi bersama mereka dan merekapun
mengikuti-Nya, lalu Dia memberikan cahaya kepada setiap orang dari mereka, baik
orang munafik ataupun mukmin, kemudian mereka mengikuti-Nya. Di atas jembatan
jahannam terdapat besi panas dan tajam serta duri yang menarik orang-orang yang
dikehendaki oleh Allah Ta'ala, kemudian cahaya orang-orang munafik dipadamkan,
dan selamatlah orang-orang mukmin. Maka selamatlah kelompok pertama sebanyak
70.000 orang yang tidak dihisab, wajah-wajah mereka bagaikan cahaya rembulan di
malam purnama. Kemudian disusul oleh kelompok setelah mereka, (wajah-wajah
mereka) bagaikan sinar bintang di langit, demikian seterusnya. Kemudian tibalah
syafaat, dan mereka (yang berhak) mendapat syafaat, sehingga orang yang (pernah)
mengucapkan Laa ilaaha Illa Allah keluar dari neraka. Yang mana di dalam
hatinya terdapat kebaikan walaupun hanya seberat biji gandum. Kemudian mereka
diletakkan di halaman surga, dan para penghuni surga menyiramkan air kepada
mereka, sehingga mereka tumbuh segar bagaikan tumbuhnya suatu benih yang dialiri
air, dan bekas sengatan api hilang seketika. Kemudian memohon kepada Allah,
sehingga dunia dan sepuluh sepertinya disediakan untuknya. {Muslim
1/122}
91- Dari Anas bin Malik RA, bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda, "Ada empat macam orang yang keluar dari neraka. Lalu
mereka dihadapkan kepada Allah SWT, maka salah satu dari mereka menoleh dan
berkata, "Ya Tuhan! Jika Engkau telah mengeluarkan aku dari neraka, maka
janganlah Engkau mengembalikan aku lagi ke dalamnya." Lalu Allah
menyelamatkannya dari neraka. {Muslim 1/123}
60. Syafaat
92- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,
"Pada suatu hari Rasulullah SAW disediakan daging, yaitu daging paha yang sangat
beliau sukai, maka beliau memakannya, lalu bersabda, "Aku adalah pemimpin
umat manusia pada hari kiamat. Apakah kalian mengerti mengapa demikian? Pada
hari kiamat Allah mengumpulkan semua manusia di satu tempat, 'lalu mereka
mendengar suara penyeru dan pandanganpun tidak terhalangi serta matahari pun
sangat dekat. Manusia pada saat itu mengalami kekalutan dan kesulitan yang tidak
mampu mereka pikul, maka di antara mereka saling berkata, "Tidakkah kamu tahu
apa yang kamu alami? Tidakkah kamu tahu apa yang telah menimpamu? Tidakkah kamu
mencari orang yang bisa memohon syafaat kepada tuhanmu untuk (menyelamatkan)mu?'
Sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, Datangilah Adam. Lalu mereka
mendatangi Adam dan berkata, 'Hai Adam! Engkaulah bapak manusia (Abu Al Basyar),
Allah telah menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya. Lalu Dia meniupkan sebagian
ruh-Nya ke dalam dirimu, dan memerintahkan para malaikat (agar bersujud
kepadamu), sehingga mereka bersujud kepadamu, maka mintakan syafaat kepada
tuhanmu untuk (menyelamatkan) kami, tidakkah engkau tahu apa yang sedang kami
alami? Tidakkah engkau tahu apa yang telah menimpa kami? ' Adam menjawab,
'Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini murka tiada tara, yang belum pernah terjadi
sebelum dan (tidak akan terjadi) sesudahnya, dan sesungguhnya TuhanKu pernah
melarangku mendekati suatu pohon (dulu di surga), tetapi aku melanggarnya
(dengan mendekati pohon itu), alangkah hinanya diriku, alangkah hinanya diriku
sendiri, pergilah kalian ke para nabi selain aku, pergilah ke Nuh. ' Maka
mereka mendatangi Nuh AS lalu berkata, ' Wahai nabi Nuh AS! Engkau adalah Rasul
pertama yang diutus di muka bumi, dan Allah SWT menjulukimu 'abdan syakuuraa'
(hamba yang pandai bersyukur), maka mintakan syafaat kepada Tuhanmu untuk kami.
Tidakkah engkau tahu apa yang kami alami? Tidakkah engkau tahu apa yang telah
menimpa kami?' Nuh menjawab, 'Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini murka tiada
tara. yang belum pernah terjadi sebelum dan (tidak akan terjadi) sesudahnya, dan
sungguh dulu aku mempunyai doa yang aku pergunakan untuk menghancurkan kaumku,
alangkah hinanya diriku, alangkah hinanya diriku, pergilah ke Ibrahim AS. '
Lalu mereka mendatangi Ibrahim dan mengatakan,
'Engkau adalah Nabiyullah dan kekasih-Nya dari penduduk bumi, maka mohonlah
syafaat kepada Tuhanmu untuk kami. Tidakkah engkau tahu apa yang sedang kami
alami? Tidakkah engkau tahu apa yang telah menimpa kami?,' Ibrahim menjawab,
'Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini murka tiada tara, yang belum pernah terjadi
sebelum dan (tidak akan terjadi) sesudahnya.' Ibrahim menuturkan dusta yang
telah dialaminya (ketika dia menghancurkan berhala). Ibrahim berkata, 'Alangkah
hinanya diriku, alangkah hinanya diriku. Pergilah ke para Nabi selain aku,
pergilah ke Musa AS.' Kemudian mereka mendatangi Musa AS, dan berkata, 'Wahai
Musa! Engkau adalah Rasul Allah, Dia telah memberimu keutamaan dengan
risalah-Nya dan takliim-Nya (komunikasi langsung dengai Allah) kepadamu melebihi
manusia lain, maka mintakan syafaat kepadi Tuhanmu untuk kami! Tidakkah engkau
tahu apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau tahu apa yang telah menimpa
kami?' Musa menjawab, 'Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini murka tiada tara, yang
belum pernah terjadi sebelum dan (tidak akan terjadi) sesudahnya. Sesungguhnya
aku telah membunuh seorang yang tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Alangkah
hinanya diriku, alangkah hinanya diriku. Pergilah ke Isa As.' Lalu mereka
mendatangi Isa AS, dan berkata, 'Wahai Isa! Engkau adalah utusan Allah. Engkau
telah bicara kepada manusia ketika engkau masih dalam buaian. (Engkau terwujud
atas perintah-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan dengan tiupan ruh
dari-Nya), maka mintakan syafaat kepada Tuhanmu untuk kami. Tidakkah engkau tahu
apa yang sedang kami alami? Tidakkah engaku tahu apa yang telah menimpa kami?'
Isa menjawab, 'Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini murka tiada tara, yang belum
pernah terjadi sebelum dan (tidak akan terjadi) sesudahnya. (Isa menyebutkan
dosa yang pernah dialaminya). Isa berkata, 'Alangkah hinanya diriku, alangkah
hinanya diriku. Pergilah ke Muhammad SAW.' Kemudian mereka mendatangiku dan
berkata, 'Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah sekaligus penutup para
nabi, dan Allah telah memberimu ampunan atas dosa yang telah engkau lakukan dan
yang belum engkau lakukan, maka mintakan syafaat kepada Tuhanmu untuk kami.
Tidakkah engkau tahu apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau tahu apa yang
telah menimpa kami?.' Maka kemudian aku pergi mendatangi ke bawah 'Arasy lalu
aku bersujud kepada Tuhanku, kemudian Allah memberiku pertolongan, dan
memberitahukanku yang tidak pernah Dia berikan kepada seseorang sebelum aku,
dengan segala pujian dan sanjungan yang aku haturkan kepada-Nya. Kemudian Dia
berfirman, 'Wahai Muhammad! Angkatlah kepalamu, mintalah! Maka akan dikabulkan,
mintalah syafaat! Maka kamu akan diizinkan memberi syafaat.' Lalu aku mengangkat
kepalaku dan aku berkata, 'Ya Tuhanku, umatku, umatku!' Dijawab, 'Wahai
Muhammad! Masukkanlah ke surga umatmu yang bebas hisab dari pintu surga sebelah
kanan, dan selain mereka lewat pintu yang lain lagi' Demi Dzat yang jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya antara dua daun pintu di surga
sebanding antara Makkah dan Hajar (atau antara Makkah dan Bashrah).'"
{Muslim 1/127-129}
61. Sabda Nabi SAW, "Aku orang pertama
yang memberi syafaat untuk masuk surga dan aku adalah Nabi yang paling banyak
pengikutnya."
93- Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Rasulullah SAW.
bersabda, Aku adalah orang pertama yang memberi syafaat untuk masuk surga,
yang tidak ada seorang nabi yang dibenarkan untuk memberi syafat sebagaimana
aku. Sesungguhnya di antara para nabi yang dibenarkan untuk memberi syafaat
umatnya hanyalah seorang nabi.' {Muslim 1/130}
62. Nabi SAW Memohon Dibukakan Pintu
Surga
94- Dari Anas bin Malik RA, dia
berkata, ''Rasulullah SAW bersabda, 'Aku mendatangi pintu surga pada hari
kiamat, lalu aku memohon untuk dibukakan, kemudian penjaga pintu surga bertanya,
'Siapa kamu? " Aku menjawab, "Muhammad'. Penjaga pintu surga berkata, "Aku
diperintahkan untuk membukakan pintu untukmu dan aku tidak membuka untuk orang
sebelummu.''" {Muslim 1/130}
63. Sabda Nabi SAW, "Setiap nabi
mempunyai doa mustajab"
95- Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah
SAW. bersabda 'Setiap nabi memiliki doa mustajab, setiap nabi telah
menggunakan do'a tersebut namun aku menyimpan doa itu untuk memberikan syafaat
bagi umatku pada hari kiamat. Syafa'at tersebut insya Alah akan sampai
kepada
ummatku yang mati tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun'"
{Muslim 1/131}
64. Doa Nabi SAW untuk Umatnya
96- Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash RA,
bahwasanya Nabi SAW membaca firman Allah SWT tentang doa Ibrahim AS, "Wahai
Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah banyak menyesatkan manusia.
Barang siapa yang mengikuti tuntunanku maka ia termasuk golonganku. Barang siapa
yang membangkang kepadaku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." Doa yang diucapkan Isa AS, "Jika Engkau menyiksa mereka,
sebenarnya mereka adalah hamba-hamba-Mu.Jika Engkau mengampuni mereka,
sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Lalu Nabi
SAW mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, "YaAllah, bagaimana dengan
umatku... Ya Allah, bagaimana dengan umatku." Beliau menangis, maka Alah SWT
berfirman, "Hai Jibril! Pergilah ke Muhammad -Tuhanmu Maha Mengetahui (Ia
lebih Mengetahui)-, tanyakan kepadanya apayang membuat dia menangis?" Maka
Jibril AS menghampirinya seraya bertanya. Kemudian Jibril diberitahu oleh Nabi
SAW tentang apa yang telah diucapkannya. -Sedang Allah Maha Mengetahui- lalu Allah SWT
berfirman. "Hai Jibril! Pergilah ke Muhammad dan katakan, 'Sesungguhnya Kami
memberimu kemudahan untuk umatmu dan Kami tidak akan menyusahkanmu.'"
{Muslim 1/132}
97- Dari Jabir RA bahwa Ath-Thufail bin Amru
Ad-Dausi telah datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah
engkau mempunyai senjata yang kuat seperti yang dimiliki Daus pada masa
Jahiliyah." Maka Nabi SAW tidak menjawab demi senjata yang disiapkan oleh Allah
untuk kaum Anshar. Tatkala Nabi SAW berhijrah ke Madinah, Ath-Thufail bin Amru
turut pula berhijrah disertai seorang pria dari kaumnya. Tiba-tiba mereka tidak
betah karena iklim dan wabah penyakit yang ada di Madinah. Kemudian pria
tersebut sakit dan bertahan sehingga ia mengambil anak panahnya lalu memutus
jari-jarinya" dengan anak panah itu sehingga kedua tangannya luka lalu ia
meninggal. Kemudian At-Thufail bin Amru melihat pria tersebut dalam mimpinya
dengan kondisi baik namun ia menutupi kedua tangannya. Lalu Ath-Thufail bin Amru
bertanya kepadanya, "Apa yang dilakukan Tuhan kepadamu?" Pria itu menjawab,
"Tuhan telah mengampuniku karena aku turut hijrah bersama Nabi-Nya." Ath-Thufail
bin Amru bertanya lagi, "Mengapa kamu menutupi kedua tanganmu?" Ia mejawab,
"Dikatakan kepadaku, 'Kami (Allah) tidak akan menyembuhkan luka yang telah kamu
perbuat sendiri.'" Lalu hal itu disampaikan kepada Rasulullah SAW, maka Rasul
pun berdoa, "Ya Allah! Ampunilah dosa anak muda itu karena dua tangannya."
{Muslim 1/76}
65. Tentang Firman Allah Azza Wa Jalla, "Dan berilah
peringatan kepada para kerabat dekatmu'''
98- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Ketika
ayat ini diturunkan (Dan berilah peringatan kepada para kerabat dekatmu),
Rasulullah SAW menyeru suku Quraisy (untuk berkumpul) lalu mereka berkumpul.
Kemudian
Rasulullah SAW berbicara kepada kalangan umum dan tertentu, "Wahai bani Ka'ab
bin Luay! Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai bani Murrah bin
Ka'ab! Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai bani Abdi Syams!
Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai bani Abdul Manaf! Selamatkanlah
diri kalian dari neraka. Hai bani Hasyim! Selamatkanlah dirimu dari neraka. Hai
bani Abdul Muththalib! Selamatkanlah dirimu dari neraka. Hai Fathimah!
Selamatkanlah dirimu dari neraka, karena sesungguhnya aku tidak mempunyai daya
sedikitpun untuk menolak ketentuan Allah kepada kalian. Akan tetapi kalian
mempunyai hubungan kerabat yang mesti aku sambung". {Muslim
1/133}
66. Jasa Nabi SAW Terhadap Abu
Thalib
99- Dari Al Abbas bin Abdul Muththalib
RA, dia bertanya kepada Rasulullah SAW., 'Ya Rasulullah! Apakah engkau dapat
menolong Abu Thalib, sebab ia pernah melindungimu dan mengasuhmu?" Rasulullah
SAW menjawab, 'Ya, dia berada di pelataran neraka yang tidak dangkal,
seandainya kalau bukan karena aku tentu dia berada di neraka yang paling dalam"
{Muslim 1/135}
100- Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Penghuni neraka yang paling ringan siksaannya adalah Abu Thalib, Ia memakai
sepasang sandal yang bisa membuat otaknya mendidih." {Muslim
1/135}
67. Sabda Nabi SAW, "70.000 Ummatku Akan Masuk Surga Tanpa
Hisab."
101- Dari Hushain bin Abdurrahman RA, dia
berkata, "(Suatu hari) Saya berada di sisi Sa'id bin Jubair, lalu Ia berkata,
"Siapa di antara kalian yang melihat bintang jatuh tadi malam?" Saya menjawab,
"Saya." Lalu saya berkata, "Akan tetapi saya tidak dalam keadaan sedang shalat,
karena saya tersengat kalajengking." Sa'id bertanya, "Lalu apa yang kamu
lakukan?" Saya menjawab, "Aku mencari ruqyah".
Sa'id bertanya lagi, "Apa yang menyebabkan kamu
berbuat demikian?" Saya menjawab, "Karena perkataan Asy-Sya'bi kepadaku." Sa'id
bertanya lagi, "Apa yang dikatakan oleh Asy-Sya'bi kepadamu?" Saya menjawab,
"Kami diberitahu oleh Buraidah bin Hushaib Al Aslami, dia berkata, "Tidak
diperbolehkan memakai ruqyah (mantera) kecuali sebab terkena racun kalajengking
atau yang serupa." Sa'id mengatakan, "Sungguh beruntung orang yang mendengar
(perkataan ini) sampai selesai. Namun kami diberitahu oleh Ibnu Abbas, dari Nabi
SAW, beliau bersabda, 'Diperlihatkan kepadaku satu
kaum, dan aku melihat seorang Nabi bersama beberapa pengikutnya,
juga nabi lain disertai oleh satu atau dua orang pengikut, dan nabi lainnya
tanpa pengikut seorangpun. Tiba-tiba aku dihadapkan dengan gerombolan massa yang
sangat besar, dan aku mengira bahwa mereka adalah umatku. Kemudian aku
diberitahu,
"Ini adalah Musa AS dan kaumnya, tetapi lihatlah ke ufuk sana!. " Aku pun
melihat ke arah itu dan di sana terdapat jumlah massa yang begitu besar, lalu
aku diberitahu, "Ini adalah umatmu, di antara mereka ada 70.000 orang yang masuk
surga tanpa hisab dan adzab." Setelah berbicara, kemudian beliau berdiri lalu
masuk ke rumahnya. Maka orang-orang ribut membicarakan mengenai kelompok yang
masuk surga tanpa dihisab dan diadzab. Sebagian mereka berkata, "Mungkin mereka
itu adalah para sahabat Rasulullah SAW." Sebagian lagi mengatakan, "Mungkin
mereka itu adalah orang yang dilahirkan dalam (keadaan) muslim dan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun." Mereka berbicara panjang lebar
tentang hal ini. Kemudian Rasulullah SAW keluar menghampiri mereka dan bertanya,
"Apa yang kalian perbincangkan?" Lalu mereka memberitahu Rasulullah SAW tentang
perbincangan mereka, dan beliau bersabda, "70.000 orang itu adalah mereka yang
tidak memberi ruqyah dan tidak meminta ruqyah, serta tidak bertathayyur
(meramal), dan mereka hanya bertawakkal (berserah diri) kepada Tuhannya. " Maka
'Ukkasyah bin Mihshan berdiri, lalu berkata kepada Rasulullah SAW, "Mintalah
kepada Allah agar saya dimasukkan ke dalam golongan mereka (yaitu 70.000 orang)
itu." Rasululah SAW menjawab, "Kamu termasuk kelompok mereka" Kemudian seorang
laki-laki lain berdiri dan berkata kepada Rasululah SAW, "Mintalah kepada Allah
agar saya dimasukkan ke dalam golongan mereka." Rasulullah SAW menjawab,
"Ukasyah telah mendahuluimu atas apa yang kamu minta." {Muslim
1/137-138}
68. Sabda Nabi SAW, "Sungguh aku berharap kalian menjadi
separuh penghuni surga
102- Dari Abdullah bin Mas'ud RA dia berkata, "Kami
berjumlah 40 orang pernah bersama Rasulullah SAW di suatu kemah, lalu Rasululah
SAW bertanya, "Apakah kalian senang bila menjadi 1/4 (seperempat) dari
penghuni surga' ? Abdullah bin Mas'ud berkata, "Kami menjawab, 'Ya.'"
Kemudian beliau bertanya, '"Apakah kalian senang jika menjadi 1/3
(sepertiga) dari penghuni surga?." Kami menjawab , "Ya." Beliau
bersabda, "Dan demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh aku
berharap kalian menjadi 1/2 dari penghuni surga. Karena tidak ada yang masuk
surga kecuali orang yang memiliki jiwa berserah diri kepada Allah SWT, dan
kalian tidaklah termasuk golongan ahli syirik kecuali bagaikan bulu putih di
kulit sapi hitam, atau bagaikan bulu hitam di kulit sapi merah" {Muslim
1/139}
69. Firman Allah Azza Wa Jalla Kepada Adam, "Keluarkanlah
utusan neraka sebanyak 999 orang dari tiap-tiap 1000 orang"
103. Dari Abu Sa'id RA, dia
berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada Adam,
"Wahai Adam!" Adam menjawab, "Saya penuhi panggilan-Mu serta segala
kebahagiaan dan kebaikan ada pada diri-Mu." Nabi SAW berkata, 'Allah
berfirman, "Keluarkan (para calon penghuni) utusan neraka." Adam
bertanya, "Siapakah utusan penghuni neraka?" Allah menjawab, "(yaitu)
sebanyak 999 orang dari tiap-tiap 1000." Nabi SAW berkata, "Demikian itu
ketika anak kecil beruban, sebagaimana dalam firman Allah, "Pada hari kiamat
gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaaan
mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah amatlah
keras. " Nabi SAW bersabda, "Keadaan ini sangatlah berat (dahsyat) bagi
mereka." Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah! Siapa di antara kami yang
termasuk calon penghuni neraka?" Rasulullah menjawab, "Bergembiralah kalian,
karena (perbandingannya penghuni neraka) jika dari kaum Ya'juj Ma'juj ada 1000
orang, maka dari kalian adalah satu orang." Lalu beliau bersabda; "Dan
demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh aku sangat berharap agar
kalian menjadi '1/4(seperempat) dari penghuni surga." Maka kami (para
sahabat) langsung bertahmid dan bertakbir kepada Allah. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda lagi, "Dan demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh aku
sangat berharap agar kalian adalah 1/3 dari penghuni surga." Maka kami pun
langsung bertahmid dan bertakbir kepada Allah. Kemudian beliau bersabda lagi,
"Dan demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya,
sungguh aku sangat mengharapkan kalian termasuk setengah dari penghuni surga.
Sesungguhnya perumpamaan kalian dari umat-umat lain adalah bagaikan bulu putih di kulit lembu
hitam, atau bagaikan belang di kaki himar." {Muslim 1/139-140}
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar